This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 25 Agustus 2013

Mobil Surya ITS siap berlaga di Australia

 
Mobil Sapu Angin Tim Sapu Angin (SA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan uji coba pada mobil berkonsep formula, "Sapu Angin Speed" (SAS) ketika peluncuran di Gedung Rektorat ITS, Surabaya, Jatim, Jumat (23/8). SAS merupakan generasi pertama dari proyek mobil formula karya mahasiswa ITS untuk mengikuti ajang "Student Formula Japan" (SFJ) 2013 pada 3-7 September 2013 di Ogasayama Sport Park, Shizuoka, Jepang. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat) ()

Surabaya (ANTARA News) - Mobil bertenaga surya generasi keempat berjuluk "Widya Wahana Sapu Angin" yang merupakan karya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS siap berlaga dalam kompetisi "World Solar Challenge 2013" di Australia pada 6--13 Oktober 2013.

Kesiapan itu ditandai dengan peluncuran "Widya Wahana Sapu Angin" atau "Sapu Angin Surya" oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA di halaman Rektorat ITS Surabaya, Sabtu.

"Tidak ada target resmi dari ITS. Bisa mencapai finish saja, kami sudah bersyukur," kata Prof Tri Yogi dalam peluncuran itu, didampingi tim mahasiswa dan dosen pembimbing proyek Widya Wahana Sapu Angin, Dr Muhammad Nur Yuniarto.

Ia memberikan apresiasi yang cukup tinggi terhadap karya sivitas akademika kali ini, sebab lahirnya "Widya Wahana Sapu Angin" mewujudkan mimpi para pendahulu ITS untuk berlaga di kejuaraan mobil surya internasional.

"Tidak ada alasan bagi mereka untuk minder dengan kontingen dari negara lain, karena Widya Wahana Sapu Angin merupakan kontingen satu-satunya dan yang pertama dari Indonesia dalam kompetisi tersebut. Harumkan nama ITS dan Indonesia di Australia," katanya.

Dalam kesempatan itu, dosen pembimbing Dr Muhammad Nur Yuniarto meyakini "Widya Wahana Sapu Angin" berbeda dengan tiga mobil surya sebelumnya, karena Widya Wahana generasi keempat itu hampir pasti berangkat ke Australia.

Dosen Jurusan Teknik Mesin ITS itu menambahkan proyek pembuatan mobil surya itu menyerap dana yang tidak sedikit, karena komponen mobil yang digunakan merupakan kualitas terbaik yang ada di pasaran.

"Dana Rp 700 juta yang terserap, sebagian besar untuk membeli sel surya dan motor. Sel surya tersebut memiliki efisiensi yang cukup tinggi hingga 22,5 persen," katanya.

Selain itu, kontingen tunggal Indonesia dalam ajang "World Solar Challenge 2013" itu juga dilengkapi dengan baterai yang memiliki daya simpan hingga 5 KW.

Untuk kecepatan dari "Widya Wahana Sapu Angin" atau "Sapu Angin Surya" itu sendiri bisa mencapai 100 kilometer per jam. "Jadi, kami optimistis bisa mencapai finish, karena finish dalam kejuaraan itu hanya memerlukan kecepatan 80 kilometer per jam," katanya.

Sementara itu, Manajer "ITS Solar Car Racing Team" Agus Mukhlisin menjelaskan pihaknya menargetkan masuk 10 besar dalam lomba mobil surya tingkat dunia yang pertama kali diikuti tim ITS itu.

"Sebagai satu-satunya wakil Indonesia dalam lomba mobil surya yang tahun 2013 diikuti 47 tim dari 26 negara itu, kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing dengan tim-tim dari perguruan tinggi ternama seperti Tokai University, Michigan, Stamford University, MIT, dan sebagainya," katanya.(*)

Rabu, 21 Agustus 2013

Indonesia Rancang Persinyalan Kereta Api Berbasis Komputer

 
Kereta api melintas meninggalkan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2013).
 Di tengah-tengah kemajuan teknologi transportasi perkeretaapian dunia yang semakin maju, dan melihat kondisi dalam negeri yang masih banyak bergantung akan produk-produk impor, ternyata masih ada industri perkeretaapian lokal, PT Len-Industri, yang cukup serius mengembangkan teknologi persinyalan kereta api.

Bermodal pengalaman dan keyakinan, mereka mengembangkan teknologi persinyalan dalam waktu cukup lama untuk menguasai teknologi ini. Saat ini, produk mereka yang terbaru merupakan hasil kerja sama konsorsium antara PT Len-Industri dengan Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Perhubungan dibantu oleh ITB, ITS, dan BPPT.

Produk persinyalan terbaru ini menggunakan teknologi CBI (Computer Based Interlocking) atau SIL03 (System Interlocking Len untuk seri yang ke-3) dalam serial produk yang dimiliki PT Len-Industri.

Produk ini mempunyai karakteristik dalam penghematan komponen dan peningkatan TKDN sampai 60 persen. Prototipe produk CBI yang pertama telah berhasil di-launching oleh Menteri Perhubungan bersama-sama Menteri Negara Riset dan Teknologi pada bulan Desembar 2012 di stasiun Gumilir, Cilacap. 

Sejak dipasang sampai sekarang, produk ini mengalami beberapa kali improvement. Ini semua merupakan bagian dari pengujian dan improvement teknologi yang memang seharusnya dijalankan untuk mematangkan teknologi tersebut.

Baru-baru ini teknologi ini juga mendapatkan penghargaan yang cukup penting di lingkungan Kementerian BUMN dengan masuk kategori “The Best Technology Innovation of Infrastructure Sectors”.

Sebuah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian BUMN untuk produk-produk yang dihasilkan oleh industri BUMN. Sebuah penghargaan yang cukup memotivasi industri untuk mengambil peran dalam pengembangan teknologi.

Bagi Kemenristek, momen tersebut menjadi pembuktian bahwa apa yang dilakukan Kemenristek dengan program konsorsiumnya sudah terbukti benar dan membuahkan hasil. Model ABG (Academic, Business, and Government) seperti ini dapat diterapkan untuk pengembangan produk-produk yang lain.

Secara nasional kebijakan Kemenristek dalam pengembangan teknologi di industri akan meningkatkan peran industri tersebut dalam peningkatan daya saing. (ad5-dep4/ humasristek)
Sumber: Humas Ristek
Editor: Reza Wahyudi