This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 13 April 2013

Nendo, Karya Seni dari Roti Basi


Nendo adalah seni mengolah roti tawar basi menjadi bahan pembuat lukisan, rangkaian bunga, hingga suvenir unik.



KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO


KOMPAS.com - Tangan terampil dan telaten Emmy Subagyo mampu mengubah roti tawar basi menjadi benda seni bernilai lumayan tinggi. Limbah roti itu diolah jadi adonan clay, atau biasa disebut "nendo", yang dipelajari dari Jepang. Ragam nendo karya Emmy bisa dijumpai di rumah makan soto karak miliknya di Jalan Jenderal Sudirman, Bogor, Jawa Barat. Di restoran itu, Emmy memajang aneka lukisan, hiasan dinding, hingga boneka nendo.


Untuk lukisan sakura di Gunung Fuji, Jepang, misalnya, Emmy membutuhkan waktu pengerjaan hingga satu tahun. Setiap kuntum bunga sakura mungil berwarna putih itu dibuat secara telaten. Emmy selalu menyediakan waktu satu jam di pagi hari untuk membuat nendo.


Ia juga membuka kursus nendo bagi masyarakat umum, terutama pada akhir pekan. Seperti Selasa (12/3/2013) lalu, Emmy membagi keahlian membuat nendo kepada tamu di restorannya. Ia memulai dengan menunjukkan bahan baku nendo berupa roti tawar basi, lem, dan lotion.


Semua bahan itu dicampur menjadi adonan clay sebelum kemudian dibentuk menjadi bunga atau tokoh kartun Angry Bird. Bulatan kecil adonan nendo dipipihkan untuk membuat kelopak bunga. Tujuh kelopak mungil itu lalu disatukan membentuk bunga mawar yang merekah sempurna.


"Pertama kali pasti saya ajari membuat bunga. Bunga paling mudah karena enggak ada dimensi waktunya," kata Emmy.


Emmy lalu menunjukkan karyanya berupa lukisan senja yang juga dibuat dari nendo. Lukisan tiga dimensi tersebut tampak hidup dan sama sekali tidak memiliki jejak limbah roti tawar. Begitu bersentuhan dengan udara, nendo akan segera mengeras seperti keramik dan bisa bertahan lama.


Resep rahasia

Agar bisa awet tanpa ditumbuhi jamur, Emmy memiliki resep rahasia dalam pengolahan nendo. Dengan resep temuannya itu nendo bisa bertahan lebih lama dan tidak mudah mengeras. "Ada perbedaannya dengan nendo asli Jepang. Terutama di bagian finishing," tambahnya.


Emmy mulai belajar dasar pembuatan nendo ketika tinggal di Jepang selama enam tahun sejak 1994. Kala itu, ia mengikuti suaminya yang bekerja sebagai bankir dan ditempatkan di Jepang. Untuk mengisi waktu luang sembari menunggu anak-anak pulang dari sekolah, Emmy belajar nendo pada seorang sensei.


Guru itu melatih Emmy menjadi terampil menggunakan tangan. Ia, misalnya, diminta membuat seribu benang sari dari nendo. Dari sekadar benang sari, Emmy lantas bisa menghasilkan lukisan nendo. Lukisan itu bahkan laku terjual dengan harga hingga puluhan juta rupiah. "Otomatis tangan kita bergerak terus," kata Emmy.


Ketika suaminya sakit, nendo menjadi semacam "pelarian" bagi Emmy. Sembari menunggui sang suami di rumah sakit, Emmy membuat banyak lukisan nendo. Setelah suaminya meninggal, Emmy tetap membuat nendo. Ia mulai menerima pesanan kreasi nendo setelah pulang ke Indonesia pada 2001.


Di Tanah Air, nendo segera menjadi primadona karena harga clay pabrikan yang cenderung mahal. Selain murah, nendo bisa digunakan untuk terapi kesehatan syaraf karena hanya bisa dibentuk dengan keterampilan tangan. "Nendo melatih kesabaran dan memotivasi," ujar Emmy.


Ragam "clay"

Selain memproduksi nendo, Emmy menularkan keahliannya lewat kursus yang dibuka bagi masyarakat umum mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia). Sebagian siswanya adalah anak berkebutuhan khusus yang berhasil belajar konsentrasi melalui nendo.


Bagi anak di bawah usia lima tahun, nendo menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, belajar pengenalan warna, serta tekstur. Para lansia juga memperoleh manfaat lewat keterampilan nendo, yaitu memelihara ingatan agar tidak mudah lupa.


Pencinta kerajinan clay, Bernadette Beta (45), juga membagikan keterampilannya membuat beragam clay yang dibuat dari tepung, sabun, dan kertas melalui kursus. Bahan-bahan tersebut murah dan gampang diperoleh. Dengan membuat sendiri, mereka tidak bergantung pada clay impor yang cenderung mahal.


Hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk membuat adonan clay. Setelah dibentuk menjadi beragam wujud, clay dibiarkan mengering di udara terbuka. Hal ini berbeda dengan clay dari tanah liat yang harus dibakar untuk membentuk tembikar atau keramik.


Jenis clay yang banyak dikenal masyarakat umum adalah lilin atau malam untuk mainan anak. Namun, pencinta kerajinan tangan cenderung menyukai clay dari bahan tepung terigu, tepung beras, tepung tapioka, ataupun tepung maizena. Tepung itu hanya perlu dicampur dengan lem dan diwarnai dengan cat air, cat minyak, atau pewarna makanan.


Beta mulai membuka usaha rumahan BB Clay sejak 1997. Karyakaryanya berupa kalung, gelang, ataupun bros dijual ke beberapa factory outlet di Jakarta, Bogor, dan Bandung. Pada 2010, Beta membuka kursus keterampilan clay bagi segala umur di Kafe Gue, Bogor. "Tidak ada patokan harga jual bagi barang seni seperti clay," tuturnya.


Harga memang bukan segalanya dalam menggarap karya seni. Kepuasan psikologis yang diperolehnya lebih tak ternilai.


(Mawar Kusuma)


 




Sumber: Kompas Cetak

Kiat sukses berbisnis ala mantan CEO Astra

Jakarta (ANTARA News) - Siapa yang tidak kenal Grup Astra, perusahaan nasional yang telah menggurita dengan banyak anak perusahaan dan menjadi salah satu blue chip di bursa saham Indonesia. 


Salah satu orang nomor satu yang pernah memimpin dan membesarkan perusahaan itu adalah TP Rachmat yang menjadi Presdir PT Astra Internasional Tbk pada 1984. 


"Ada empat hal sederhana yang patut dicermati sebelum berbisnis," ujarnya dihadapan mahasiswa dan publik di Universitas Atmajaya, Jakarta, Kamis. 


Pertama, kata dia, pilih yang lahannya subur dan anginnya kencang.  Kedua buat keunikan dari bisnis itu. Ketiga buat dominansi, dan keempat ciptakan merek. 


"Setelah itu, ciptakan keunikan yang terstandarisasi dari bisnis Anda. Tanpa keunikan, bisnis Anda tidak akan ada apa-apanya, bahkan seseorang individu tanpa keunikan hanya akan sekadar menjadi angka-angka saja," ujarnya. 


Terkait dengan dominansi dan brand  calon pebisnis, menurut dia, harus membuat bisnisnya dominan dan dikenal oleh masyarakat. 


Dia mengatakan bahwa keempat hal tersebut sederhana, dan biasa ditemukan dalam teori-teori bisnis kebanyakan. Keempat hal itu, menurut dia, bergantung pada eksekusi atau implementasi.


"Dalam bisnis, yang paling sulit adalah eksekusi atau implementasinya. Lebih baik strategi sederhana, namun implementasi dari setiap prosesnya sempurna agar bisnisnya berkelanjutan," ujar dia lagi.


Sementara itu, dalam hal eksekusi proses bisnis, dia mengatakan diperlukan seseorang yang berkarakter, memiliki hasrat, dan keinginan kuat dalam membangun bisnisnya, memiliki kompetensi, dan nilai.


"Proses yang baik, jika ingin eksekusi baik, diperlukan orang-orang yang punya karakter, passion, serta kompetensi, dan nilai. Nilai di sini maksudnya orang tersebut mampu transparan, baik, mau berbagi, dan rendah hati," kata dia.


Dia juga menyampaikan bahwa bisnis yang baik harus dipimpin oleh pemimpin yang mampu menjadi teladan, memiliki ambisi yang tidak pernah padam, mampu menghargai setiap bawahannya di dalam organisasi, dan menciptakan suasana nyaman dalam organisasi.


"Pemimpin bisnis harus mampu memberikan penghargaan bagi bawahan. Penghargaan itu tidak selalu berarti uang, bisa juga sebuah opportunity atau kesempatan karier," kata dia.


Seluruh kiat sukses tersebut dituliskan oleh TP Rachmat melalui buku berjudul Pembelajaran TP Rachmat. 


Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Muliawan Margadana mengatakan bahwa buku yang berisi tentang perenungan dalam T.P. Rachmat itu layak untuk menjadi bacaan bagi para calon-calon nakhoda perahu bisnis.

Editor: Risbiani Fardaniah

Kami tak sekadar investasi tapi ikut membangun

Bisnis private equity tergolong masih berusia muda di Indonesia. Belakangan ini, sejumlah aksi merger dan akuisisi bernilai jumbo melibatkan perusahaan pembiak dana orang-orang kaya tersebut. Kehadiran raksasa private equity global turut menandai potensi bisnis ini di Indonesia. Berikut penuturan CEO Ancora Capital, Veronica Lukito, kepada wartawan KONTAN Dian Pitaloka Saraswati dan Yura Syahrul, Selasa (19/3) lalu.
Bisnis private equity dan perusahaan lokal yang menjalankan bisnis ini memang masih hijau di Indonesia, masih sangat baru. Hanya beberapa perusahaan yang sudah hadir. Mungkin jumlahnya hanya belasan.  
Meski demikian, jenis perusahaan seperti ini memiliki konsep bisnis yang sudah terbukti di dunia internasional. Salah satu tantangan menjalankan usaha ini, termasuk di Indonesia, adalah bagaimana  mendapatkan kepercayaan pemilik dana untuk dikelola dananya dan kemudian kami bagikan hasilnya. Apalagi, keuntungan yang didapat tidak diperoleh dalam waktu singkat, butuh waktu bertahun-tahun.
Perkembangan bisnis private equity di Indonesia belum terlalu pesat. Persaingan dan tantangan yang kami hadapi banyak, meskipun peluang untuk berinvestasi di Indonesia cukup luas seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagai perusahaan private equity lokal kami memang bersaing dengan private equity asing. Mereka masuk ke Indonesia baik untuk mencari dana kelolaan atau mencari target investasi dan mengakuisisi perusahaan lain. Namun, sebagai pemain lokal, kami memahami dinamika bisnis di sini. Pemain baru terus bermunculan dan semakin banyak, tapi hanya sedikit yang berhasil.
Indonesia merupakan negara yang perlu banyak pembangunan di berbagai sektor, baik soft infrastructure maupun hard infrastructure. Jadi, banyak pilihan untuk menanamkan investasi langsung. Kami masih melihat sektor konsumer menarik, begitu pula sektor retail, finansial, dan manufaktur. Peluang berinvestasi di sektor perbankan juga masih terbuka meskipun banyak aturan baru dari pihak regulator.
Jaringan bagus
Untuk memulai dan menjalankan bisnis ini, tentu yang dibutuhkan adalah sebuah tim yang andal. Jumlah tim Ancora Capital hanya sedikit, yakni 15 orang. Jumlahnya tidak banyak, namun kami semua harus menjalin kerja sama yang baik. Masing-masing anggota tim memiliki kemampuan spesifik yang mendukung bisnis ini agar berjalan lancar.
Sebagai fund manager, kami harus mengombinasikan kemampuan kami untuk mencari dana, mencari sasaran perusahaan yang akan dibeli. Setelah itu, memberikan nilai tambah pada perusahaan tersebut, termasuk merumuskan exit strategy yang sesuai dengan tujuan investasi kami.
Pada praktiknya, fund manager bekerja dalam suatu siklus pencarian dana, lalu menginvestasikannya. Kami mencari dana dulu, baru menemukan perusahaan yang sesuai dengan target untuk diakuisisi.
Ancora mencari perusahaan berskala kecil hingga medium karena sejak awal fokus kami memang di perusahaan-perusahaan itu. Kami suka membangun sesuatu daripada membeli perusahaan yang sudah jadi dan besar.
Dalam menjalankan bisnis private equity, yang utama dan menjadi modal kami adalah kepercayaan, pelayanan, kualitas, dan jaringan yang bagus. Brand atau nama perusahaan ini memang penting untuk meyakinkan pemilik dana, namun ini harus didukung dengan pelayanan yang kami berikan.
Profil manajemen dan siapa yang ada di tim kami sedikit banyak memang berperan dalam menunjukkan kualitas pekerjaan ini. Kami memiliki jaringan yang kuat dan luas di Indonesia sehingga bisa menjadi keunggulan Ancora.
Kelebihan Ancora, antara lain, kami adalah pemain lokal yang memahami betul potensi apa yang dimiliki di Indonesia, dan mengenal perusahaan lokal yang ada di sini. Jadi, pendekatan yang kami lakukan akan lebih mudah.
Perusahaan yang kami incar bisa saja diincar juga oleh pihak lain. Saya menyadari hal ini sebagai tantangan, tapi apa yang diinginkan pemilik perusahaan belum tentu sesuai dengan minat private equity.
Jika perusahaan tersebut ingin mencari partner yang memiliki bisnis yang sama, tentu kami tidak akan memaksakan diri untuk membeli perusahaan itu karena kami tidak mempunyai sesuatu yang mereka inginkan.
Misalnya, perusahaan sepatu yang hanya ingin mendapatkan investor dari produsen kulit; sementara kami bukan produsen kulit. Jadi, perusahaan tersebut otomatis tidak akan menjadi sasaran kami.
Kami menargetkan bisa membukukan dua hingga tiga kesepakatan saja, dalam setahun. Jumlah itu sudah bagus karena merupakan proses dari puluhan deal yang kami coba buat. Bukan pekerjaan mudah untuk meyakinkan perusahaan yang kami coba pinang. Due diligence merupakan proses krusial dalam menentukan "kemenangan" kami di bisnis private equity ini.
Memberi nilai tambah
Tujuan private equity biasanya menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan begitu, kami bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan perusahaan. Kami bisa melakukan restrukturisasi perusahaan, keuangan hingga merombak manajemennya.
Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh perusahaan private equity seperti Ancora tidak ada bedanya dengan perusahaan yang baru saja berganti pemegang saham atau pemiliknya. Sebagai pemegang saham baru, tentu ingin menjadikan perusahaan itu lebih baik. Tapi, tidak harus selalu melalui restrukturisasi organisasi dan manajemen. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan saja.  
Saya menyadari bahwa pasti banyak yang resisten dalam proses transisi, yaitu ketika kami mengambil alih perusahaan. Namun, hal ini mau tidak mau harus dilewati bersama, dari pihak manajemen hingga karyawan. Ini merupakan konsekuensi yang lumrah ketika pemilik baru datang.
Tentu saja, kami tidak akan sembarangan menempatkan orang ke dalam perusahaan yang telah diambil alih. Kami mencari orang yang paham betul dengan bisnis yang dijalankan perusahaan tersebut sehingga bisa memberikan nilai tambah.
Nilai tambah inilah yang sebenarnya menjadi kekuatan  dan kelebihan sebuah private equity. Kami tidak sekadar berinvestasi hanya membeli saham, tapi juga membangun perusahaan tersebut. Saya kerap gemas jika melihat perusahaan yang bisnisnya tidak beres dan selalu ingin memperbaikinya.
Jika kami berhasil memberikan nilai tambah dan memberikan kemajuan perusahaan maka otomatis nilai perusahaan itu meningkat. Bahkan kalau perlu kami bekerja sama dengan pihak lain, asalkan tujuannya memang sama.
Sedangkan waktu yang kami butuhkan untuk melakukan exit dan merealisasikan keuntungan kepada para investor, sebenarnya tidak ada yang baku harus berapa tahun. Hal ini sangat tergantung dengan kesiapan perusahaan yang telah kami beli dan kelola. Tapi, rata-rata  untuk exit itu dibutuhkan waktu paling cepat tiga tahun.
Selain itu, bisa saja langkah exit terpaksa kami lakukan jika ada investor strategis yang berniat membelinya dengan harga yang sesuai. Exit strategy paling ideal yang kami lakukan adalah penjualan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).

Ernst & Young Tantang Para "Womenpreneur" Sukses

KOMPAS.com - Dengan keberanian dan kejelian melihat peluang, perempuan bisa menjelma menjadi wirausahawan yang sukses. Untuk mengapresiasi para perempuan yang berani berwirausaha, perusahaan jasa profesional keuangan dan wirausaha, Ernst & Young, kembali mengadakan pemilihan Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women (EWW).

Tahun ini, EWW mengambil tema "Think Big and Be Bold". Program yang sudah digelar untuk keempat kalinya ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis berpotensi yang didirikan oleh para wirausahawan perempuan.

"Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan wirausaha, sekaligus mengubah pola pikir dan mengembangkan intelektual kewirausahaannya untuk membantu mereka membangun bisnis ke tingkat yang lebih baik," jelas Hari Purwantono, Indonesia Country Managing Partner Ernst & Young, saat peluncuran program di Financial Club, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (20/3/2013) lalu.

Untuk mengikuti ajang penghargaan perempuan pewirausaha berprestasi ini, calon peserta harus mengikuti kriteria seperti: memiliki usaha sendiri yang sudah berdiri minimal lima tahun, dan memiliki laporan penjualan setidaknya Rp 10 miliar per tahun (dalam dua tahun terakhir). Pendaftaran akan ditutup pada tanggal 20 Juni 2013.

Calon peserta akan melalui serangkaian proses penjurian oleh dewan juri yang terdiri atas pengusaha, akademisi, badan regulatoring, dan juri independen lainnya. Dewan juri akan mencalonkan 10 nominasi dan satu pemenang perempuan pewirausaha pada pertengahan September 2013. Dengan berpartisipasi dalam ajang ini, para pengusaha perempuan ini akan mendapatkan banyak manfaat untuk perkembangan bisnisnya.

"EWW memiliki prinsip untuk membangun kewirausahaan yang maju. Bukan materi yang diperlukan tapi lebih kepada pemberian advise dan pendampingan usaha dari pengusaha sukses, dan juga networking. Dan inilah yang akan didapatkan oleh para pemenang EWW," jelas Sharon Loreta Olich, Country Manager Entrepreneur of The Year Ernst & Young.

Dengan menjadi bagian dari program EWW ini, para pemenang akan bergabung dengan jejaring perusahaan yang telah maju, termasuk menjalin pertemanan dengan wirausahawan sukses lainnya. Pemenang nantinya juga akan berpartisipasi dalam program khusus yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, memperkuat keterampilan memimpin dan berbisnis, meningkatkan kemampuan mengidentifikasi peluang untuk pertumbuhan bisnis, serta meningkatkan visibilitas nasional dan regional perusahaannya.

"Manfaat terbesar yang dirasakan dengan mengikuti ajang ini adalah, saya jadi punya keberanian dan wawasan yang lebih maju tentang bisnis dan cara mengembangkannya. Selain itu, saya juga punya networking ke perusahaan pemberi modal, atau eksekutif korporasi atau media massa yang memudahkan saya untuk mengembangkan bisnis," ungkap Selvi Nurlia, pemilik CV Media Kreasi Bangsa (Kek Pisang Villa), sekaligus pemenang EWW tahun 2010 lalu.

Senada dengan Selvi, Riezka Rahmatiana, pemilik usaha Justmine Pisang Ijo sekaligus pemenang EWW tahun 2012 juga mengungkapkan bahwa ajang ini membantunya untuk meningkatkan networking dan kepercayaan dirinya untuk bisa sukses berwirausaha. "Banyak bergaul dengan orang sukses akan membantu kita untuk lebih termotivasi menjadi sukses berbisnis," katanya.

Editor : Dini

Mahasiswa Bandarlampung ciptakan pengukur kadar alkohol

Bandarlampung (ANTARA News) - Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya berinovasi mengembangkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang bisa mengukur kadar alkohol dalam tubuh manusia. 

Menurut Jimmi Palewah, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Komputer, di Bandarlampung, Selasa, alat yang ia kembangkan dapat membantu pihak kepolisian mengetahui kadar alkohol di tubuh lewat hembusan napas.

"Rancang Bangun Alat Pendeteksi Alkohol Berbasis Mikrokontroler" ini bertujuan mencegah berbagai dampak buruk dari kondisi orang yang menenggak minuman keras. 

Selain tidak baik untuk kesehatan, pengaruh minuman keras beralkohol itu dapat membahayakan seseorang dalam posisi mengendarai kendaraan bermotor karena keseimbangan tubuh bisa terganggu, kata dia. 

"Pihak kepolisian telah banyak berusaha untuk menanggulangi hal tersebut, seperti melakukan razia kepada pengguna kendaraan yang terpengaruh minuman keras atau pada tempat-tempat hiburan," ujar dia lagi. 

Namun, dalam razia tersebut, proses menganalisa pihak kepolisian masih dengan cara-cara yang dirasakan masih kurang efisien, yaitu dengan melihat ciri-ciri fisik, serta pengambilan urine dan darah.

Karena itu, untuk mendapatkan keputusan yang lebih efisien terhadap seseorang yang mengkonsumsi alkohol maka dirancang alat pendeteksi alkohol yang menggunakan sensor MQ3 sebagai pendeteksi kadar alkohol. 

"Perancangan perangkat keras meliputi mikrokontroler atmega 8 sebagai pusat pemroses data, rangkaian LCD, rangkaian buzzer, dan rangkaian LED. Perancangan perangkat lunak berupa perancangan program membaca pendeteksian alkohol dari napas yang dikeluarkan dari mulut," ujar pria kelahiran Talang Padang, Lampung, 1 Februari 1990 itu.

"Kemudian, hasilnya akan ditampilkan di layar LCD berupa data kadar alkohol dengan menampilkan kadar alkohol, yaitu mabuk ringan, mabuk sedang, hingga mabuk berat," ujar mahasiswa yang berdomisili di Gedong Air, Bandarlampung. 

Keberhasilan inovasi alat yang diciptakan Jimmi itu telah diujicoba di Satlantas Polsek Natar Lampung Selatan, dan dia mengaku akan terus mengembangkan rancang bangunnya sehingga dapat mendeteksi kadar persentase alkohol dalam tubuh manusia.
Editor: Ella Syafputri

Sabtu, 06 April 2013

Orang yang Tidur Larut Malam dan Bangun Siang Lebih Sukses Karirnya


Jakarta, Tidur larut malam dan kebiasaan begadang sering disebut-sebut tidak baik bagi kesehatan. Anehnya, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan kebiasaan yang dianggap buruk tersebut justru meningkatkan kecerdasan, penalaran hingga kemampuan analitik.

Para peneliti dari University of Madrid meneliti hampir 1.000 orang remaja dan menemukan bahwa orang yang suka terjaga hingga larut malam lalu bangun siang memiliki beberapa kualitas yang lebih unggul dibanding yang tidur lebih dini, terutama aspek kecerdasan, penalaran, pemikiran konseptual dan analitis.

Orang yang sering bangun pagi memiliki nilai yang lebih tinggi di sekolah. Tapi untuk masalah kesuksesan karir, peneliti menemukan orang yang bangun siang lebih unggul. Peneliti menduga bahwa kecenderungan ini disebabkan karena perilaku yang dilakukan setelah matahari terbenam cenderung menarik orang dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Orang yang bangun siang cenderung menjadi orang yang lebih kreatif, ekstrovert, penyair, seniman dan penemu. Sedangkan yang bangun pagi lebih banyak berpikir deduktif seperti yang sering dilakukan pegawai negeri dan akuntan," kata Jim Horne, profesor psikofisiologi di Loughborough University seperti dilansir Medical Daily, Kamis (28/3/2013).

Untuk membandingkan kedua tipe orang ini, Horne menegaskan ada 2 perbedaan yang mencolok. Orang yang tidur lebih larut malam dan bangun siang cenderung lebih sosial dan lebih berorientasi pada manusia. Sedangkan orang yang bangun pagi cenderung lebih mengutamakan berpikir logis.

Tak hanya itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emotion ini juga menunjukkan bahwa orang yang bangun pagi cenderung lebih bahagia. Diduga sebabnya karena jam biologis orang yang bangun pagi pada umumnya lebih sesuai dengan masyarakat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Angkatan Udara AS juga menunjukkan bahwa orang yang bangun siang lebih unggul dalam 'berpikir lateral'. Penelitian lain dari University of Southampton juga menemukan bahwa orang yang bangun siang rata-rata memiliki penghasilan yang lebih besar.