This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 28 Desember 2012

CEO Danamon, Perhatian kepada Karyawan



Chief Executive Officer PT Bank Danamon Tbk Henry Ho


Abun Sanda

Henry Ho tengah bersiap-siap bertolak ke Bandara Soekarno-Hatta untuk liburan akhir tahun ketika ditemui wartawan di ruang rapatnya, Jumat (21/12/2012) sore. Sambil tertawa ramah, Chief Executive Officer PT Bank Danamon Tbk ini menyatakan bahwa menerima wartawan merupakan rapat atau aktivitasnya yang terakhir sebagai pemimpin bank pada akhir tahun 2012.

Semoga tahun depan, kita dapat berkarya jauh lebih baik,” ujar Henry Ho dengan wajah cerah.

Tenang, ramah, dan dekat dengan para anggota stafnya jadi ciri khas Henry Ho. Ia membuang sekat yang membatasi dirinya dengan para anggota staf sehingga ia dapat merengkuh mereka.

Dekat dengan para anggota staf, ia lebih mampu mendengar apa keinginan dan aspirasi mereka. Ia pun dapat menyampaikan pikiran-pikirannya dengan langgam pendekatan lebih baik. Sebaliknya para anggota staf akan merasa tidak mempunyai jarak dengan pemimpin mereka sehingga terjadi hubungan konstruktif.

Selama wawancara, pria berusia 58 tahun ini bersemangat. Itu cermin dari begitu sukanya ia pada olahraga renang. Hampir tiap hari Henry Ho terjun ke kolam renang, menyegarkan dan membugarkan tubuhnya dengan berenang sehingga meraih tingkat kesehatan prima.

Berikut petikan wawancara dengan Henry Ho, pria warga negara Malaysia yang memimpin Bank Danamon sejak April 2010:

Apa rencana tahun depan?

Tahun 2013, kami ingin tumbuh di semua sektor dengan persentase lebih baik dari tahun 2012. Ini tentu sangat tidak mudah sebab tantangan tampaknya akan lebih berat. Lihat misalnya pada pasar dunia, yang pengaruhnya tentu sampai ke Indonesia. Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) dan batubara, sebagai contoh, tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya.

Hal yang tidak kalah penting, bank-bank besar (dalam hal aset dan keuntungan) tahun depan akan makin ketat bersaing untuk unggul dalam kompetisi yang tajam dan sengit. Setiap bank meluncurkan formula menakjubkan untuk menjadi bank yang baik dan sangat sehat. Setiap bank punya keunggulan yang mengesankan. Ke depan, persaingan untuk menunjukkan kinerja terbaik di perbankan memang akan makin tampak.

Kendati demikian, tahun depan kita berharap situasi perekonomian tetap baik, misalnya pemerintah akan mengeluarkan anggaran amat besar untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur. Ini akan menggerakkan ekonomi secara hebat. Hal ini pula menjadi sinyal positif bagi semua pelaku ekonomi.

Hal spesifik dilakukan Danamon?

Secara detail tentu tidak bisa saya sampaikan di sini. Akan tetapi secara garis besar, saya ingin katakan bahwa tahun depan kami akan menerapkan kerja yang jauh lebih efisien, jauh lebih produktif, pertumbuhan dan perolehan lebih baik. Hopefully we can do much better next year.

Kami pun akan melepas lebih banyak produk yang dipersiapkan lebih sempurna, lebih variatif, dan lebih kreatif. Intinya, kami ingin meraih kinerja lebih baik dibandingkan tahun 2012 ini.

Sekadar contoh, laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi sebesar Rp 2,99 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun 2012 atau tumbuh 22 persen dari Rp 2,45 triliun pada periode sama tahun 2011. Pertumbuhan laba bersih ini didukung pertumbuhan di segmen mass market, usaha kecil menengah, dan segmen wholesale. Saat ini aset Danamon per triwulan III-2012 sebesar Rp 150 triliun.

Oleh karena itu, sebelum menyongsong tahun yang lebih menantang itu, kami benar-benar menyiapkan diri dengan semua program yang baru. Kami siaga dengan aneka perubahan.

Selain beberapa hal ini, kami sangat menjaga kualitas kerja sama dengan lembaga lain, misalnya dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Solusi keuangan dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia kini semakin mudah didapatkan oleh jutaan warga melalui jaringan luas cabang PT Danamon Indonesia Tbk di seluruh Indonesia. Ini akan meningkatkan jangkauan dan kualitas produk-produk asuransi jiwa dan wealth management kepada semua nasabah di seluruh Indonesia.

Inisiatif ini didasarkan pada tujuan bersama untuk memberikan manfaat- manfaat asuransi kelas dunia dan keahlian di wealth management kepada basis nasabah yang lebih luas. Sebagai institusi keuangan yang melayani beragam segmen nasabah melalui jaringan layanan yang luas, 3.100 cabang dan titik penjualan di seluruh Indonesia, Danamon dapat membuat hal ini terjadi.

Persiapan sumber daya manusia?

Salah satu program yang kami lakukan dengan sangat ketat adalah penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kami beri pendidikan dan latihan yang komprehensif, memadai, terencana, dan teratur.

Selain memberi pendidikan dan pelatihan, kami pun memberi suasana atau lingkungan kantor yang sangat nyaman. Suasana nyaman itu di antaranya berwujud iklim kerja yang sangat sehat, kolegial yang menawan, persahabatan ikhlas sesama karyawan, dan keinginan saling berbagi yang mengasyikkan. Bagi saya, lingkungan kerja yang sehat serta kompetisi kerja yang bersih harus dibangun, dan ini sudah kami lakukan. Ini juga faktor dominan yang saya sangat sukai di Danamon.

Anda mempunyai perhatian besar di bidang SDM agaknya?

Saya sangat concern dengan masalah ini. Kalau seluruh staf bisa bekerja di lingkungan yang tenteram, mereka merasakan nyamannya iklim kerja, dan ada perjalanan karier yang jelas, mereka akan mampu memacu diri dengan optimal. Segala daya, kreasi, dan inovasi mereka akan meluncur keluar dengan otomatis. Maka, kalau kita bicara tentang peningkatan produktivitas, lonjakan pendapatan, efisiensi yang lebih kuat, SDM ini harus kuat dan terlatih baik. Saya rela perusahaan ini mengeluarkan anggaran yang sangat besar bagi peningkatan kualitas SDM.

Selain beberapa hal tersebut, kami juga membangun banyak fasilitas yang intinya membuat karyawan nyaman dan betah bekerja. Kami, misalnya, membuat ruang untuk karyawan bisa duduk rileks dan kami pun membangun sejumlah ruang khusus untuk ibu-ibu yang habis melahirkan. Di ruang itu, mereka melimpahkan kasih untuk bayi-bayi mereka. Ini hal yang sungguh menyangkut peradaban.

Menaruh perhatian kepada karyawan itu sebuah keharusan. We cannot merely ask them to work optimally or increase productivity. There must be a balance and very good climate that will make them comfortable at work.

Ini penting saya tekankan karena menyentuh manusia mesti dengan hati dan seni. Dan, Anda tahu jumlah karyawan Bank Danamon sangat besar. Jumlah karyawan Danamon saja (akhir September 2012) mencapai lebih 40.000 orang. Jumlah karyawan Danamon dengan Grup Adira (Adira Finance, Adira Insurance, dan Adira Kredit) mencapai 72.000 orang (Grup Adira adalah anak perusahaan Danamon).

Ada contoh yang menarik tentang pengembangan SDM ini?

Iya, saya kira menarik. Kompetisi yang sehat dalam lingkungan perusahaan dan sistem jenjang karier yang jelas memang pada akhirnya membuat semua karyawan mempunyai kesempatan yang sama. Ada seorang pegawai, yang dulu mulai bekerja sebagai trainee, bisa meraih karier yang bagus sehingga kini menjadi salah seorang direktur, yakni Mulyadi Rahardja.

Di luar urusan perbankan, Anda suka kota Jakarta?

Oh, kota ini? Ha-ha-ha-ha, ini kota yang sangat indah dan menyenangkan, di luar urusan macetnya. Seandainya kota ini tidak dibumbui dengan macet, wow, pasti kota yang luar biasa jelita.

Sudah ya, saya mesti ke bandara. Maklum ini sedang hujan, biasanya macetnya berlipat ganda.

sumber kompas

Memberdayakan tetangga dengan memproduksi dodol



Garut identik dengan dodol. Banyak produsen dodol di daerah ini. Salah satunya adalah Muhamad Mimin, warga Desa Bojang Salam, Garut, Jawa Barat. Pada tahun 2000, ia terjun ke usaha ini bermodal kredit dari pemerintah.
Dari usahanya, ia tak cuma mampu mengembalikan pinjaman tiga tahun berikutnya, tetapi juga memberi manfaat bagi warga desanya.
Selama mengembangkan usaha dodol, Mimin tak hanya mempekerjakan 10 orang, tetapi juga menggerakkan sekitar 50 warga desanya. Ia sadar, banyak warga desanya tidak memiliki pekerjaan jelas. "Ada kecenderungan perempuan di sini memilih tinggal di rumah setelah menikah," ujarnya.
Melihat banyak pengangguran, Mimin menawarkan kerjasama untuk memproduksi dodol. Awalnya, ia kesulitan lantaran sebagian besar pekerja barunya tidak tahu cara membuat dodol. "Sambil bekerja, saya memberikan pembinaan dan contoh kepada mereka," paparnya.
Setengah tahun berjalan, barulah para tetangganya mahir membuat dodol. Berhubung sebagian besar pekerjanya adalah ibu rumah tangga, Mimin menerapkan pola kerja yang fleksibel.
Sebab, mereka tak bisa bekerja sepanjang hari di pabrik pembuatan dodol Bhineka. "Sebagian memproduksi sendiri di rumah. Hasilnya, saya beli," jelasnya.
Tapi bagi yang tidak mampu belanja bahan baku, Mimin menyediakannya. Hasilnya ia tampung dengan membayar jasa pengerjaan. Tapi, ia tetap menekankan standar kualitas produksi agar tetap bersaing dengan produk serupa di pasar.
Caranya, ia terus memberikan pembinaan untuk menghasilkan dodol yang enak dan bersih. Saat ini, saban bulan, Mimin mampu memproduksi sebanyak 500 kilogram (kg) dodol.
Dari usahanya itu, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan. Hanya saja, pendapatan sebesar itu tidak selalu sama, tergantung permintaan pasar.
Nah, berkat keuletan dan kerja kerasnya, saat ini pasar dodol garut bikinan Mimin tidak hanya beredar di Garut dan Bandung. Produknya sudah merambah ke 13 daerah, antara lain Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, Kuningan, dan Pekalongan.
Mimin mengakui, bisnis dodol sekarang semakin berat lantaran belakangan muncul pemain-pemain baru dengan kapasitas produksi cukup besar dan mampu menjual dengan harga murah. Untuk itu, ia terus menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan agen dan pelanggan di berbagai daerah.
Mimin bilang, yang terpenting adalah senantiasa memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para perajin dodol garut agar menjaga kualitas dan cita rasa produk. Sebab, dengan cara itu, ia bisa bertahan dalam persaingan.

sumber kontan.co.id

Rabu, 26 Desember 2012

Puji Berjaya Berkat Kelinci


KOMPAS.com - Semula Puji Astuti (37), adalah karyawan di perusahaan farmasi obat-obatan. Pekerjaan itu sesuai latar belakangnya sebagai lulusan sekolah menengah farmasi. Suami Puji, Achmad Sutarli, juga bekerja di tempat yang sama.

Setelah menikah Puji memilih ke luar dari perusahaan farmasi tersebut. Pada 2008, petugas penyuluhan lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Dukupuntang memperkenalkan ternak kelinci kepada Puji dan sejumlah rekannya.

Puji tertarik dan berusaha mencari berbagai informasi mengenai kelinci. Ia keluar masuk perpustakaan dan mengikuti beberapa seminar tentang kelinci hingga akhirnya ia memiliki kesimpulan sendiri. "Kelinci itu seperti kelapa, semuanya bermanfaat," kata Puji ketika dikunjungi di kedainya, Sumber, Kabupaten Cirebon, Minggu (16/12/2012).

Ia pun mengetahui daging kelinci bermanfaat sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit, yakni asma, infeksi tenggorokan, liver, dan asam urat. Daging kelinci, ujar Puji, rendah lemak, memiliki protein dan kalsium yang tinggi. Puji menerima tawaran untuk memulai ternak kelinci bermodal Rp 200.000.

Ia membeli lima kelinci. Setengah tahun berselang, Puji mengaku ternaknya berkembang lima kali lipat. "Rata-rata seekor kelinci melahirkan lima ekor anak kelinci," katanya.

Lantaran kandang kelincinya penuh, Puji pun memikirkan cara untuk menjual kelinci-kelincinya hingga terbersit membuka kedai sate kelinci.

Puji mengaku belajar dari tiga rekannya yang gagal menjalankan usaha sate kelinci. "Masalah utama adalah jumlah persediaan daging kelinci," ujarnya.

Puji bergabung dengan Cirebon Rabbit Association (CRA) yang beranggotakan sekitar 50 orang. Di antara rekan-rekannya, puji mengaku sebagai pemilik ternak kelinci terbanyak, yakni 150 ekor kelinci.

Teman-temannnya, menurut Puji, hanya memelihara rata-rata 10 ekor kelinci per orang. Setiap pekan, Puji memerlukan 50 ekor kelinci pedaging untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di kedainya. Karena itu, sering memesan kelinci ke peternak-peternak di Kabupaten Majalengka dan Kuningan.

Dari berdagang sate kelinci, Puji mengantungi untung Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per hari. Puji dan suaminya juga membuat berbagai barang kerajinan dari bahan kulit kelinci. Dua bulan terakhir, ia mengolah daging kelinci menjadi abon kelinci. "Sekitar lima kali gagal tapi sejauh ini 100 toples atau 50 kilogram abon kelinci bisa saya olah," katanya.

Menurut Puji, hasil olahannya itu pernah mengikuti pameran Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) di Bandung.

Selain ke Bandung, Puji mengirim abon kelinci ke Semarang, Jawa Tengah. Satu toples berisi setengah kilogram abon kelinci dilabeli harga Rp 20.000. Sebagian abon kelinci, Puji titipkan di sebuah toko makanan di Cirebon. Menurutnya, pembuatan Abon bertujuan memperkenalkan daging kelinci ke masyakarat umum.

Puji berharap para ibu rumah tangga tertarik untuk membuka usaha ternak kelinci. Menurut Puji, keuntungan beternak kelinci terbilang bagus. Lima ekor kelinci setara seekor sapi atau dua ekor kelinci setara seekor kambing atau domba. Saat itu, Puji menjadi pengurus di Kelompok Wanita Tani Srikandi Melati.
sumber (Tribun Jabar/tom)

Selasa, 25 Desember 2012

Tatang Widjaya : Presiden direktur PT. Asuransi Jiwa Sequis LifeWalk the talk






Filosofi saya memimpin sebenarnya simple, yaitu walk the talk, jalankan sesuai dengan apa yang Anda katakan. Sekarang ini banyak sekali kejadian di lapangan, misalnya Anda katakan A, tapi jalannya B.
Manajemen yang mengaku open mind, faktanya close the mind. Menurut saya, kita harus menjalankan usaha sesuai dengan komitmen kita. Percaya atau tidak, semua orang akan melihat  pimpinan dalam menjalankan komitmennya.
Jika mereka melihat kita konsisten  dengan apa yang kita ucapkan, you very consistent leader you deliver what you promises, maka semua akan berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Inilah yang setiap hari saya tanamkan kepada manajemen dan karyawan Sequis Life. Saya yakin, semua perubahan, komitmen mulai dari atas. If you want walk the talk, inisiatornya harus dari atas.
Kalau dari atas bener, kemudian harus dijalankan oleh senior manajemen. Dari senior manajemen dijalankan oleh middle manajemen,  kemudian baru ke bawah. Untuk menerapkan ini semua, tentu butuh alat bantu, harus ada  key performance indeks atau KPI. KPI yang diimplementasikan adalah value sistem, yakni nilai luhur perusahaan.
Di Sequis Life, ada nilai-nilai luhur yang kita anut bersama, yakni security, empowerment, knowledge, unity, integrity dan excellent. Nilai-nilai luhur ini harus mampu diinternalisasikan ke seluruh pegawai.
Dan, ini harus dimulai dari atasan. Pegawai mau memahami kalau dari manajemen bisa juga mempraktekkan. Kita bicara tentang servis excellent, kalau atasan tidak peduli bila ada komplain, bagaimana bisa bawahan menjalankannya.
Untuk mentransformasikan ini, KPI menjadi alatnya. Tiap orang punya key performance individual. Posisi makin ke atas, KPI-nya 50% value dan 50% performance. Porsinya seimbang karena posisi atas tugasnya bukan hanya eksekusi tapi bagaimana memimpin.
Bagi saya, leadership seorang pemimpin akan lebih efektif kalau kita bisa menanamkan nilai luhur. Kalau Anda sendiri tidak memiliki nilai, siapa yang mau ikut. Nilai luhur itulah yang mendukung kinerja perusahaan.
Misalnya saya bilang kalau tahun depan kita mau tumbuh 30%, jika bawahan tidak punya nilai luhur, target ini tak akan tercapai. Nilai luhur inilah yang  harus ditanamkan, diajarkan atasannya.  Jika tidak,  pegawai menjadi masa bodoh. Tak bersalah jika target tak tercapai.
Jika ini yang berkembang di pegawai, yang salah bukan mereka, tapi pimpinannya. Ia tidak  mampu menginternalisasikan work the talk. Sangat mungkin, bawahan abai, tak peduli karena melihat pemimpin tidak melakukan sesuai yang dia katakan.
Karyawan juga harus paham bahwa pencapaian  yang berhasil melewati target akan berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Ini yang harus di-deliver-kan oleh leader agar kami sama-sama memahami value perusahaan.
Tidak gampang membangun ini. Saya butuh waktu lima tahun  mewujudkannya. Agar terukur saya minta evaluasi oleh pemegang saham atas  perubahan yang terjadi tiap tahunnya. Ini evaluasi bukan untuk kenaikan bonus tapi untuk perubahan perilaku.
Dengan cara ini, kinerja saya terukur. Tak main perintah tapi walk the talk.
sumber (kontan)

Cas cis cus di kursus bahasa Inggris



Sebagai bahasa paling populer di dunia, bahasa Inggris sudah menjadi bahasa pengantar untuk menjalin hubungan dengan orang-orang dari negara lain. Apalagi, bahasa Inggris juga menjadi pelajaran wajib di sekolah.
Itu sebabnya, minat orangtua memasukkan anaknya ke tempat bimbingan belajar (bimbel) yang memberikan les dan kursus bahasa Inggris tak pernah surut.
Tak heran, bisnis bimbel bahasa Inggris terus bertumbuh hingga kini. Hal ini terungkap dari sejumlah pewaralaba bisnis bimbel bahasa Inggris yang usahanya pernah diulas KONTAN, seperti Eng-lish Quantum, International Education Center (IEC), dan Pingu's English.
Mereka mengaku usahanya tumbuh bagus setelah beberapa tahun terjun dan menekuni bisnis ini. Indikasinya, jumlah gerai dan mitra mereka semakin bertambah banyak. Berikut tinjauan perkembangan bisnis bimbel ini.

English Quantum
English Quantum berdiri pada tahun 2006 di Surabaya, Jawa Timur. Lembaga kursus bahasa Inggris ini sudah menawarkan kemitraan sejak Oktober 2010.
Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pertengahan tahun lalu, English Quantum memiliki enam mitra di Surabaya, Sidoarjo, dan Cirebon. Saat ini, jumlah mitranya bertambah menjadi 15 di Sumatera Utara, Jakarta, Bogor, Solo, dan Sidoarjo.
Ardianto Hartono, pemilik English Quantum mengatakan, pemasaran lewat internet sangat ampuh menjaring mitra-mitra baru. Itu yang membuat English Quantum berkembang hingga kini.
Ardianto juga mengklaim, English Quantum memiliki kelebihan dibanding lembaga kursus bahasa Inggris lainnya. "Kelebihannya kami menggunakan musik klasik dalam metode pembelajaran," katanya.
Hal ini dianggap mampu memaksimalkan kemampuan otak kanan para siswanya. Dulu, English Quantum menawarkan dua paket kemitraan, yakni paket silver dan paket gold. Saat ini, paket silver ditiadakan dan diganti dengan paket master franchise.
Paket master franchise ditawarkan dengan investasi Rp 85 juta. Rinciannya, Rp 50 juta buat franchise fee dan sisanya buat biaya pengadaan kelas. "Sejauh ini, sudah ada dua mitra yang mengambil paket master franchise, yaitu di Sumatra Utara dan Jakarta," ujarnya.
Sementara, biaya investasi paket gold naik sebesar Rp 3 juta menjadi Rp 55 juta. Rinciannya, biaya untuk franchise fee Rp 23 juta dan initial investment sebesar Rp 32 juta. Mitra paket gold boleh menggunakan nama English Quantum selama lima tahun.
Biaya pendidikan di tempat ini juga naik. Kini, setiap siswa dipungut biaya bulanan dengan kisaran harga Rp 125.000-Rp 350.000, tergantung program yang diambil. English Quantum menyediakan empat program, yakni general english, conversation,  TOEFL preparation, dan company training.
English Quantum mengajar siswa mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga umum. Menurut perhitungan Ardianto, mitra paket gold bisa meraih omzet Rp 20 juta - Rp 25 juta per bulan. Laba bersihnya Rp 10 juta -Rp 15 juta. Laba ini sudah dipotong royalti sebesar 10%.

International Education Center 
Bimbel International Education Center (IEC) bermarkas di Tegal, Jawa Tengah. IEC berdiri tahun 2000 dan mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2011. KONTAN sudah mengulas tawaran kemitraan IEC pada Februari 2011. Kala itu, IEC masih memiliki dua gerai, satu di antaranya milik sendiri.
Setelah satu tahun berselang, IEC kini memiliki lima gerai. Dari jumlah itu, empat di antara milik terwaralaba. Beberapa cabang IEC sudah tersebar di Tegal, Brebes, dan Bekasi, Jawa Barat.
Nurhasan Mustofa, pemilik IEC mengaku, hati-hati dalam merangkul mitra baru. Sebenarnya, kata dia, ada banyak yang ingin menjadi mitra, tapi hanya beberapa yang memenuhi syarat.
Pasalnya, sebelum menyetujui mitra, IEC harus teliti menyurvei tempat dan potensi bisnis dari calon terwaralaba. Jika sesuai syarat, tawaran kerjasama akan dikabulkan. "Jadi, kami ketat dalam memilih mitra," ujar Asan, sapaan akrab Nurhasan.
Asan bilang, untuk mendongkrak minat calon mitra, pihaknya memberikan diskon khusus selama bulan Desember 2012 hingga Januari 2013. Normalnya, franchise fee dibanderol seharga Rp 60 juta. Tapi karena ada diskon, biayanya jadi Rp 50 juta.
Saat ini, IEC sudah mengubah paket kemitraan yang ditawarkan. Jika sebelumnya hanya ada satu paket investasi Rp 70 juta, kini ada dua paket waralaba. Pertama, paket minimum, senilai Rp 110 juta. Kedua, paket maksimum senilai Rp 130 juta.
Biaya sebesar itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 60 juta, peralatan, dan promosi, termasuk renovasi tempat. Pada paket maksimum, mitra akan mendapatkan peralatan lebih lengkap ketimbang paket minimum.
Peralatan yang didapat meliputi buku, kaos siswa, tenaga pengajar, kelengkapan administrasi pendidikan, pelatihan guru untuk level dasar, serta barang promosi lainnya.
Kantor pusat juga akan membantu menggelar promosi lewat media cetak dan online. Pusat juga akan mengirimkan guru ke mitra-mitra usahanya di daerah. Tujuannya agar kualitas pengajaran tetap sama di semua cabang. Sementara calon pengajar yang diajukan mitra harus mendapat pelatihan dan lulus dari kantor pusat.
Menurut Asan, selama ini, semua mitra IEC bisa balik modal sesuai target. "Rata-rata, dalam delapan bulan sampai 12 bulan, para mitra sudah balik modal," ujarnya.
Asan memberikan garansi bagi terwaralaba yang belum balik modal sesuai dengan target. Garansi itu berupa pengembalian biaya franchise. Masa kerjasama bisnis ini selama lima tahun, setelah itu terwaralaba harus memperpanjang kontrak dengan membayar 50% dari biaya franchise. Asan juga memungut royalti 20% dari omzet.

Pingu's English
Pingu's English merupakan kursus bahasa Inggris yang fokus mengajar anak usia dua tahun hingga sembilan tahun. Pingu's merupakan brand asal Inggris yang telah berdiri lebih dari 20 tahun lalu. Pingu's English masuk Indonesia pada Januari 2010.
Saat diulas KONTAN Juni tahun lalu, Pingu's masih memiliki dua gerai. Keduanya berlokasi di Jakarta dan satu di antaranya dimiliki mitra. Saat ini, Pingu's sudah memiliki enam gerai. Satu milik pusat dan lima lainnya milik mitra.
"Di awal tahun 2013, kami akan membuka dua gerai lagi milik mitra," ujar Novita Sasongko, Business Development Manager Pingu's English.
Selain di Jakarta, mitra juga ada di Lampung, Pekanbaru, dan Medan. Menurut Novita, pihaknya memang aktif melakukan pemasaran, baik di dalam maupun di luar kota. "Kami kerap bertemu dengan calon investor dan beriklan di online," ujarnya.
Novita menilai, bisnis kursus bahasa Inggris masih potensial. Apalagi, Pingu's memiliki target yang sangat spesifik, yakni anak-anak.
Pingu's tak hanya mengajarkan bahasa Inggris, tapi juga perkembangan emosi anak, jiwa, seni, dan keterampilan lainnya melalui bahasa Inggris.
Biaya franchise fee untuk menggunakan nama Pingu's English masih sebesar Rp 250 juta untuk enam tahun. Namun, ini belum termasuk modal membuka gerai.
Menurut Novita, calon investor paling tidak perlu menyiapkan dana Rp 1,1 miliar untuk membuka satu gerai Pingu's English. "Biaya itu sudah termasuk franchise fee dan seluruh perlengkapan," ujar Novita. 
sumber kontan   

Land Nanda Widya: Berfokus pada Pekerjaan



JAKARTA, KOMPAS.com - Pekerja yang diam. Begitu sapaan yang melekat pada Chief Executive Officer Metropolitan Land Nanda Widya. Sapaan itu lahir karena Nanda lebih suka bertarung habis-habisan di lapangan dan di meja lobi daripada berceloteh hal-hal yang dinilainya tidak produktif.
Itu sebabnya Nanda mempunyai ruang sendiri di panggung para eksekutif puncak perusahaan properti nasional. Ia selalu fokus pada pekerjaan  dan menekuninya sampai  detail.
Sejak lulus kuliah teknik sipil,  Nanda langsung bekerja  di lapangan. Bekerja di perusahaan kontraktor, ia terjun langsung di lapangan, ikut menyekop semen dan menyusun program kerja untuk para pekerja di lapangan. Setahun kemudian secara kebetulan ia bertemu arsitek sekaligus pengembang terkenal, Ciputra. Pertemuan yang terjadi secara kebetulan itu langsung mengubah jalan berpikir Nanda.
Ujar Ciputra kepadanya, ”Kalau dikau bekerja sebagai kontraktor, dikau tergantung orang lain sebab hanya menerima order dan mengerjakan order itu. Tetapi, sebagai pengembang, lain urusannya. Engkau mengkreasi proyek, membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada, tidak tergantung orang lain.”
Ucapan Ciputra menerobos jauh ke dalam pikiran Nanda. Ia kemudian bekerja di perusahaan pengembang sampai akhirnya menjadi CEO Metropolitan Land Tbk. Mungkin kalau tidak bertemu Ciputra, sampai hari ini ia masih sebagai kontraktor.
Metropolitan Land seperti apa yang Anda inginkan?
Menjadi perusahaan yang sangat terkemuka dan dipercaya. Kami berjuang  mewujudkan asa ini sebab kita tahu, dipercaya dan terkemuka bukan urusan mudah. Perlu ikhtiar optimal.
Ketika Agustus 2012 kami memperoleh best company untuk kategori di bawah satu miliar dollar AS versi Forbes Asia, kami merasa ini sebuah lompatan sangat bagus. Kami layak bangga karena dari begitu banyak perusahaan dari Indonesia yang masuk kategori ini, hanya tujuh perusahaan yang masuk, di antaranya, Metropolitan Land Tbk.
Tahun depan, kami akan ikut seleksi lagi. Kami akan berjuang meraih predikat itu lagi. Semoga kami mampu melaksanakannya. Sambil meneruskan perjuangan itu, kami pun berusaha melebarkan sayap usaha agar kami dapat naik kelas, misalnya ke ruang lebih besar dan dengan jumlah pemain properti yang lebih sedikit. Di kelas yang baru ini, pemain yang ada sungguh pemain senior, berpengalaman, dan modalnya luar biasa kuat. Itu artinya kami harus menunjukkan kinerja lebih baik dan menambah ukuran bisnis. Penambahan ukuran ini dilakukan karena kami ingin masuk dalam enam besar perusahaan berskala besar. Di wilayah ini bermain perusahaan raksasa, di antaranya BSD,  Lippo, Grup Ciputra, Grup Agung Podomoro, dan Summarecon.
Ada kesan, Anda suka dengan gelar-gelaran itu?
Tidak juga. Gelar itu, jujur saja bagus untuk kami sebab menambah kredibilitas. Salah satu parameter bahwa perusahaan itu dipercaya adalah meraih nilai yang baik di mata publik. Gelar itu tidak akan datang kepada kami seandainya kami tidak bisa dipercaya.
Karyawan siap dengan program itu?
Saya kira iya karena selalu kami tanamkan kepada mereka. Kami pun ingin para staf atau karyawan melihat masalah ini dengan kacamata terang, tidak rumit. Itu sebabnya semua instruksi atau penjabaran dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami. Para staf, supervisor ke atas, diajak menyampaikan pikirannya dengan sederhana, tidak dengan bahasa sulit. Logo kami, Metland, lihatlah, juga sederhana.
Kalau mereka mempunyai masalah pelik, saya ajak mereka bicara dan menerangkan dengan langgam serta pikiran-pikiran sederhana. Saya tidak mau mereka  jadi bingung. Wah, saya ingin yakinkan Anda bahwa tidak mudah mengajak orang lapangan terbiasa dalam pikiran sederhana. Namun, sejalan dengan berjalannya waktu, pelan tetapi pasti, karyawan mengerti bagaimana menyederhanakan pikiran dan menyederhanakan masalah rumit. Namun, jangan keliru, menyederhanakan masalah di sini jangan ditafsirkan menggampangkan masalah. Tidak begitu.
Beberapa teman menyebutkan bahwa kami membawa genre baru dalam pekerjaan. Bisa jadi iya, tetapi yang jelas kami terbantu dengan terbiasa tidak bersulit-sulit.
Ada penekanan lain?
Saya minta semua staf di semua lapisan untuk selalu fokus pada apa yang dikerjakan. Fokus lalu susun skala prioritas, kerjakan semuanya secara berurut sesuai skala prioritas.
Bukankah kita terbiasa dengan skala prioritas ketika kita duduk di bangku sekolah. Kalau mengerjakan soal, kita memilih soal paling mudah  dikerjakan lebih dulu, baru yang sulit. Benar 60 persen saja kita sudah lulus ujian, apalagi kalau benar 90 persen. Paham seperti ini yang diajarkan kepada staf.
Metropolitan Land bermain di area apa saja?Kami bermain di banyak bidang atau proyek. Misalnya, Metropolitan dan Grand Metropolitan di Bekasi, Horison Bekasi dan Seminyak, Menteng, Transyogi, Tambun, dan sebagainya. Kami menjadi pelopor beberapa proyek besar di Bekasi.
Kami bahagia dapat melakukan beberapa hal ini sebab kehadiran kami terasa manfaatnya. Misalnya, kami membangun beberapa mal, yang kemudian kita ketahui, luar biasa ramai. Ada yang menyatakan, kami menimbulkan kemacetan, wah ya, rasanya tidak begitu?
Kemacetan itu bisa dilihat dari beberapa aspek, di antaranya infrastruktur yang belum mendukung. Aspek lain dampak kemajuan ekonomi.
Mal, misalnya, tidak banyak di antara kita yang mau melihatnya dengan perspektif arif. Berapa banyak warga bisa bekerja di mal itu? Bukankah ribuan orang? Ini belum termasuk orang-orang yang bekerja untuk menunjang kebutuhan bisnis di mal. Artinya, kehadiran mal menciptakan lapangan kerja baru.
Aspek tenaga kerja ini yang mesti kita lihat kalau kita membangun sentra hunian, apartemen, perkantoran. Berapa besar lapangan kerja yang tersedia?
Di keluarga sendiri bagaimana?Dalam keluarga, saya menekankan beberapa hal pokok, di antaranya  harmoni, kasih sayang, dan pendidikan. Karena anak hanya dua, Geraldy Widya (24) dan Andriani (20),  maka saya dan istri lebih bisa menjalin komunikasi. Saya kira kita semua sepakat untuk memiliki keluarga yang penuh kasih sayang. Saya boleh letih bekerja, tetapi kalau sudah kembali ke rumah, saya segera meraih kenyamanan dan ketenteraman yang sulit dilukiskan. Keletihan menguap begitu kita menatap wajah istri dan anak-anak. Mereka adalah orang-orang yang mencintai kita dengan segenap hati dan pikiran mereka.
Bayangkanlah kalau Anda bercengkerama dengan anak istri untuk soal sederhana, misalnya hal-hal lucu yang anak-anak alami di kampus atau pengalaman istri tentang organisasi dan sebagainya. Hidup jadi penuh warna dan derai tawa.

Editor :
Rusdi Amral

Senin, 24 Desember 2012

Glenn Ardiansyah, Sukses Berbisnis Kaos Bermotif Jajanan Pasar



Gambar kartun banyak disukai orang karena lucu dan menghibur. Karakter kartun ini bisa apa saja. Di luar negeri, misalnya, dominan karakter tokoh pahlawan, seperti Superman, Batman, Spiderman, Naruto, dan Ultraman.
Sebenarnya, apa pun bisa dibuat menjadi karakter kartun, termasuk makanan jajanan pasar. Seperti yang dilakukan Glenn Ardiansyah, pendiri dan pemilik usaha Rumah Jajanan Pasar yang bermarkas di Pamulang, Tangerang Selatan.
Kendati jajanan pasar, gambar kartun buatannya tetap lucu, dengan bentuk yang variatif dan unik. Oleh Glenn, gambar-gambar kartun ini ada yang dibuat menjadi boneka, dan ada yang diaplikasikan ke kaus.
Glenn bilang, usaha kreatif yang dirintisnya ini bermula dari keprihatinan melihat sebagian besar jajanan pasar khas Indonesia mulai tidak dikenal. Salah satu penyebabnya karena pamor produk tersebut kalah dibandingkan produk dari luar negeri. "Makanya saya memperkenalkan jajanan pasar ini melalui kartun," ujarnya.
Glenn membuat aneka gambar kartun jajanan pasar, seperti kue lemper , apem, dan dadar gulung. Dia baru memulai usaha ini pada Agustus tahun ini. Kendati masih baru, ia mengklaim hasil kreasinya iu sangat diminati di pasar.
Saat ini, ia memiliki 16 reseller yang memasarkan produk boneka dan kaus bergambar kartun jajanan pasar buatannya. Mayoritas reseller-nya itu berdomisili di daerah Jabodetabek.
Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sebanyak 1.000 kaus bergambar kartun jajanan pasar. Produk kausnya itu dibanderol Rp 85.000 per pieces. Sementara produksi bonekanya berjumlah ratusan yang dijual Rp 35.000 per pieces.
Glenn bisa meraup omzet sekitar Rp 85 juta per bulan dengan laba bersih 30%.Selain di wilayah Jabodetabek, ia mengaku, produk buatannya juga diminati hingga ke daerah-daerah. "Tapi permasalahan ada di ongkos kirim yang terlalu besar," ujar Glenn.
Pemain lain adalah Aristya Kiki Lestari, pemilik usaha Kikee Cotton Cookies asal Lamongan, Jawa Timur. Ia telah memulai usahanya sejak akhir tahun lalu. Beda dengan Glen, ia fokus membuat gambar kartun makanan modern, seperti burger, piza, donat, kebab, dan pop corn.
Makanan modern
Gambar-gambar kartun ini lalu dibuat menjadi boneka dengan berbagai ukuran. Ide awalnya datang saat keponakannya membawa gantungan kunci berbentuk donat. "Saya pikir lucu juga ya kalau camilan ini dijadikan kartun dan dibuat produk," ujar Aristya.
Pada Oktober 2011, ia pun mulai memproduksi aneka boneka berbentuk camilan-camilan tersebut. Ternyata, peminatnya banyak sekali.
Dengan dibantu ibunya, ia mampu memproduksi empat hingga lima boneka dalam sehari. Proses awal pembuatan boneka berbentuk kartun makanan ini dimulai dari menggambar pola kartun.
Pola itu, lalu diaplikasikan pada kain velboa untuk dijahit. Setelah sampai pada pola keempat, kain velboa tersebut akan diisi dengan docron atau silikon, sehingga berbentuk boneka.
Harga boneka kartun makanan ini dijual bervariasi. Untuk ukuran 8 centimeter (cm) dibanderol Rp 5.000, ukuran 28 cm - 30 cm Rp 35.000 - Rp 70.000, dan ukuran satu meter dihargai Rp 400.000 per buah.
Belakangan, ia juga mulai memproduksi keset kaki dan tas berbentuk kartun makanan. Kedua produk tersebut dibanderol sekitar Rp 25.000 per buah. "Paling banyak diminati kartun burger," ujar Aristya.
Ia mengaku telah memasarkan produknya ke berbagai daerah, seperti Bali, Palopo, Bengkulu, Banjarmasin, Tarakan, dan Jabodetabek. Omzetnya berada di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta per bulan.Ia mengaku omzetnya masih kecil karena belum bisa memenuhi semua permintaan pasar.

sumber kontan

Jumat, 21 Desember 2012

Singkong Crispy Aceng Beromzet Rp 3 Juta Per hari


 Kalau Aceng yang ini bukan nama Bupati Garut yang sedang bermasalah. Aceng yang ini adalah profil pekerja keras yang berjuang dari bawah dan akhirnya sukses dalam wirausaha di bisnis ubi kayu atau singkong.

Aceng Kodir menganggap singkong adalah jalan hidupnya. Jika dahulu singkong hanya dikenal sebagai makanan orang kampung, tidak demikian saat ini. Beragam makanan olahan berbahan dasar singkong justru disukai orang kota yang modern.

Seperti makanan olahan berbahan singkong yang diciptakan Aceng Kodir, warga Gang Pancatengah I, Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Makanan olahan yang dia namai crispy singkong dan crispy konghui itu laku keras di pasaran. Bahkan, pria 42 tahun itu mampu meraup omzet tak kurang dari Rp 3 juta per hari dari penjualan kedua jenis makanan tersebut.

Crispy singkong dan crispy konghui buatan Aceng merupakan makanan ringan. Crispy singkong berbahan dasar singkong, sementara crispy konghui merupakan perpaduan antara singkong dan hui (ubi, dalam bahasa Indonesia). Ubi yang dipilih adalah ubi berwarna ungu.

Ditemui dalam acara UKM di Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, pekan lalu, Aceng menuturkan jika bisnisnya sudah dimulai sejak tiga tahun lalu.

Ketika itu, dia merasa prihatin terhadap petani singkong yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Meski bertahun-tahun menanam singkong, petani tidak pernah menikmati hasilnya lantaran harga jual singkong sangat murah, tak lebih dari Rp 400 per kilogram.

"Saya berpikir bagaimana agar petani singkong tidak terpuruk, dan yang paling penting adalah agar mereka tetap semangat menanam singkong karena singkongnya terjual dengan harga wajar," ujar Aceng.

Aceng pun memutar otak. Tercetuslah ide membuat singkong crispy. Dengan modal Rp 200.000, ia membeli beberapa kilogram singkong dari tetangga. Tak ketinggalan, bahan untuk singkong crispy pun dibelinya, termasuk minyak goreng. Sementara alat untuk mengepres adonan singkong agar benar-benar tipis, digunakan alat pembuatan molen.

Aceng mengaku, ketika pertama kali membuat crispy singkong, dia tidak langsung menjualnya. Dia tawarkan produk buatannya itu kepada tetangga, dan belakangan ke Ketua RT, RW, Kepala Desa, Camat, sampai Bupati. Dari situlah, produknya dikenal dan disukai banyak orang. Akhirnya Aceng pun menjual crispy singkong buatannya.

Setelah crispy singkong banyak yang minat, Aceng membuat crispy konghui. Penganan tersebut terbuat dari singkong dan ubi ungu. Ubi didapatnya dari daerah Jawa Timur, namun belakangan dirinya membudidayakan ubi ungu di kampungnya.

Kedua makanan ringan buatan Aceng diterima pasar dengan baik. Bahkan pasarnya adalah wisatawan dalam maupun luar negeri. Kedua camilan itu pun dijual di Kartikasari dan Circle K. Sebungkus crispy singkong dijual Rp 19.000, sedangkan crispy konghui dibanderol Rp 20.000. Satu bungkus isi bersih 250 gram.

Sehari, Aceng bisa membuat 250 bungkus crispy singkong dan crispy konghui. Dia menjualnya Rp 12.500 per bungkus ke reseller, atau jika dihitung omzetnya Rp 3 juta per hari.

Untuk peralatan, Aceng mengaku tidak kesulitan. Demikian pula bahan baku dan tenaga perajin. Areal perkebunan singkong terhampar luas di daerahnya. Aceng membeli singkong dari petani Rp 1.000 per kilogram. Sementara sejumlah tetangga menjadi pekerja pembuatan crispy singkong dan konghui buatannya, di rumah produksi bernama Rumah Crispy. (Ida Romlah/Tribun Jabar)
sumber kompas

Kamis, 20 Desember 2012

Teddy, Cucu Pengusaha Batik yang Sukses di Bihun Jagung



Bihun jagung, mungkin,  hanya produk sederhana. Namun, ternyata, pengolah produk ini mampu meraih sukses besar. Adalah Teddy Tjokrosaputro tokoh yang  berhasil mengenalkan produk olahan sederhana ini ke khalayak di Tanah Air.

Jatuh tak jauh dari pohonnya. Demikian pula dengan kisah perjalanan bisnis Teddy Tjokrosaputro, Direktur Utama PT Subafood Pangan Jaya. Kakek dan neneknya adalah pengusaha batik ternama bermerek Batik Keris. Sebagai generasi ketiga, ia memilih tidak melanjutkan usaha tekstil meski tetap mewarisi darah bisnis dari kakek dan neneknya. Teddy lebih memilih menggeluti bisnis makanan ketimbang batik.

Melalui PT Subafood Pangan Jaya, ia berhasil menjadi produsen bihun jagung yang sukses. “Produk bihun jagung ini merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Boleh dibilang, kami pionir di bisnis ini,” katanya. Tak heran bila Subafood berhasil meraih beberapa penghargaan berkat inovasi produk pangan ini.

Bukan itu saja, setiap tahun, kapasitas produksi sekaligus penjualan bihun jagung selalu naik 100 persen. Saat ini, kapasitas produksi Subafood sebanyak 1.200 ton per bulan atau sekitar 14.400 ton per tahun. Adapun market share bihun jagung Subafood sudah 20 persen. “Dengan harga eceran tertinggi (HET) rata-rata Rp 11.000 per kilogram, bihun jagung kami bisa menembus pasar dan diminati,” kata Teddy. Bihun ini pun sudah didistribusikan ke 25 provinsi dengan lebih dari 30.000 gerai.

Uniknya, Teddy justru mengawali karier bisnisnya bidang properti, bukan makanan. Setelah menyelesaikan pendidikan di University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 1995, dia pulang ke Indonesia dan membantu orang tuanya mengurus bisnis keluarga di bidang properti. “Saya belajar menjalankan bisnis melalui perusahaan keluarga sekitar dua hingga tiga tahun,” kata suami Shelly Verywan ini.

Saat krisis moneter 1997–1998, perusahaan keluarga Teddy terpukul. “Waktu itu, hampir semua bisnis gulung tikar, termasuk bisnis properti,” katanya. Meski begitu, ia tidak kapok menjajal bisnis properti.

Sekitar tahun 1999, lelaki kelahiran Solo, Jawa Tengah, 18 Agustus 1974 ini kembali merintis usaha di bidang properti. Kali ini, dia menjalankan usaha secara pribadi. Dengan mengibarkan bendera PT Andalan Propertindo, Teddy menggarap sebuah proyek trade center di Solo, Jawa Tengah. “Isi trade center ini rata-rata pedagang batik. Usaha ini masih berjalan hingga sekarang,” kata bapak dua anak ini.

Ternyata, Teddy tidak puas hanya memiliki bisnis di bidang properti. Tahun 2004, ia merambah bisnis makanan dengan mendirikan PT Subafood Pangan Jaya. Pilihannya jatuh pada usaha pengolahan jagung. “Saya memilih jagung karena merupakan tanaman pangan kedua setelah beras. Itu saja. Namun, saya juga berpikir, jagung ini cocoknya diolah jadi apa. Tidak mungkin, kan, kita jualan jagung bakar,” jelasnya.

Lantas, Teddy mengumpulkan tim untuk memikirkan olahan jagung yang bisa disukai masyarakat. Akhirnya, tercetus ide untuk mengolah pati jagung menjadi bihun. “Masyarakat kita sudah dekat dengan olahan pangan jenis mi ini. Nah, dengan bihun jagung ini, kami pikir bisa terserap masyarakat dengan mudah,” katanya. Selama setahun, Teddy bersama tim melakukan penelitian.


Butuh edukasi

Akhirnya berdirilah pabrik olahan jagung di daerah Tangerang, Banten, pada bulan Juni 2005. Tahun 2006, Subafood mulai memproduksi bihun jagung dengan kapasitas 100 ton per bulan. “Tidak semulus yang dibayangkan. Kami cukup bekerja keras untuk melakukan edukasi ke masyarakat. Maklum, waktu itu, kan, belum ada produk bihun jagung di pasaran. Yang ada bihun beras,” jelasnya. Seiring dengan pengenalan masyarakat terhadap produk, kapasitas dan penyerapan bihun jagung Subafood terus meningkat setiap tahun.

Teddy bilang, sejauh ini, usahanya itu banyak mengalami kendala. “Harga jagung cukup fluktuatif,” katanya. Bila harga sedang tinggi, tentu kondisi ini menyusahkan lantaran bihun jagung merupakan produk yang membidik semua kalangan. Harga jualnya tidak mungkin tinggi. Terkadang, Subafood juga mengalami kendala pasokan bahan baku yang kurang rutin. Tapi, Teddy bilang, persoalan itu masih bisa dihadapi.

Dalam perjalanannya, Teddy tidak hanya mengandalkan bihun jagung. Dia mulai melakukan inovasi produk. Antara lain dengan memunculkan produk bihun jagung instan aneka rasa, sorgum, mi kering, dan makaroni jagung. Selain itu, ia juga mulai memproduksi olahan di luar bahan baku jagung, seperti terasi dan merica bubuk.

Bihun jagung yang diproduksi Subafood juga mengundang banyak pengekor. “Bila tahun 2006 hanya ada dua produsen bihun jagung, sekarang sudah ada 23 produsen,” jelas Teddy.

Teddy pun tak tinggal diam. Dia terus melakukan ekspansi. Selain memunculkan produk baru, Subafood juga memperluas pasar. Mulai tahun 2010, Subafood mengekspor aneka produk olahan dari jagung ke Belanda, Malaysia, dan terakhir ke Brunei Darussalam. (Fransiska Firlana/Kontan)

Rabu, 19 Desember 2012

Hatta: Pemerintah akan Dirikan Institut Teknologi Sumatera



MEDAN - Sumatera sebagai daerah yang memiliki integritas ekonomi yang baik, tentunya menjadi modal awal untuk menjadi basis industri baru dalam negeri. Dengan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berbasis pada perkebunan, pertanian serta pertambangan, Sumatera dapat dipastikan akan menjadi zona ekonomi khusus yang mampu menjadi tujuan utama investasi asing.

Namun seluruh potensi yang dimiliki Sumatera, masih harus direvitalisasi lewat peningkatan kemampuan tenaga kerja muda yang memiliki kapabilitas teknis yang baik. Sehingga besarnya sumber daya manusia yang ada, dapat secara efektif mendukung proses industrialisasi di kawasan Sumatera.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku pemerintah telah berencana membangun satu Institut Teknologi Negeri Baru, yang diharapkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri di Sumatera. Institut yang akan diberi nama Institute Teknologi Sumatera itu, akan berlokasi di Provinsi Lampung. Kualitas dari institut ini akan nantinya akan disamakan dengan Institut Teknologi Bandung, sebagai institut terbaik di Nusantara saat ini.

"Untuk mendukung industrialisasi ini, harus ada pendukung dari peningkatan SDM, yakni dari peningkatan kualitas teknis tenaga kerja. Untuk itu Sumatera nantinya akan memiliki Institut Teknologi Sumatera yang berlokasi di Lampung. Pola-pola pengajaran dan praktik di institut itu akan disesuaikan dengan yang diterapkan di ITB. Karena kita juga melibatkan ITB dalam pembentukan institut teknologi Sumatera ini," ungkapnya, di Medan, Rabu (19/12/2012).

Di samping melalui institusi pendidikan, pemerintah juga akan melakukan merit sistem dengan pelaku industri. Nantinya, di wilayah-wilayah kawasan ekonomi khusus, pemerintah akan menciptakan lapangan kerja bagi lulusan Institut Teknologi Sumatera untuk segera menerapkan ilmunya secara praktis di industri.

"Nantinya kita akan menerapkan merit sistem dengan industri di kawasan ekonomi khusus, agar menyiapkan program incubator untuk mempercepat lahirnya para pengusaha muda. Jadi sarjana-sarjana yang dihasilkan oleh Institut Teknologi Sumatera itu, bisa diarahkan untuk menjadi industrialis baru. Pengusaha muda yang dapat juga menciptakan lapangan kerja baru. Bayangkan kalau ASEAN integrity teralisasi di 2015, jika kita tidak memiliki pengusaha-pengusaha handal, maka seluruh potensi yang kita miliki akan akan diisi oleh saudara-saudara kita dari ASEAN. Oleh sebab itu harus ada affirmatif action. Kita sudah mendesain untuk memberikan kemudahan akses permodalan, dengan melakukan afirmasi berupa space yang akan kita berikan pada pengusaha pemula dan pengusaha muda. dan pemerintah daerah harus berperan," pungkasnya.

Dengan PDRD yang terus meningkat, dan kontribusi sebesar 24 persen pada PDB, maka perekonomian di Sumatera pastinya akan tumbuh makin signifikan kalau program merit sistem ini terealisasi. Program ini pun sudah dimasukkan dalam agenda Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk seluruh koridor yang ada, termasuk di dua koridor yang ada di Sumatera.(mrg)

sumber okezone

Person of the Year 2012 Time Segera Diumumkan

Foto yang dirilis Rumah Sakit Queen Elizabeth Hospital, di Birmingham, Inggris pada 8 November kemarin menunjukan kondisi terakhir Malala Yousufzai yang tampak sehat. Dalam foto tersebut Malala sedang membaca kartu ucapan atas kesembuhannya di ruang pemulihan rumah sakit tersebut. REUTERS/Queen Elizabeth Hospital Birmingham/Handout


New York - Person of the Year 2012 atau tokoh majalah Time tahun ini akan segera diumumkan. Ada delapan kandidat utama yang masuk dalam sistem polling Time. Kandidat tersebut terdiri atas tokoh-tokoh terkenal di bidang bisnis, politik, dan ilmu pengetahuan. Delapan kandidat tersebut adalah Malala Yousafzai, aktivis muda Pakistan yang ditembak mati di kepalanya oleh pasukan Taliban karena memperjuangkan pendidikan yang lebih baik untuk remaja putri; Presiden Amerika Serikat, Barack Obama; Presiden Mesir Mohamed Morsi; Bill dan Hillary Clinton, mereka menjadi kandidat karena perjuangan mereka dalam kemanusiaan serta bidang politik; dua tokoh bisnis, yaitu CEO Yahoo! Marissa Mayer dan CEO Apple, Tim Cook; serta Higgs Boson yang terkenal dengan partikel tahun ini bersama tiga ilmuwan yang menemukan partikel tersebut. Menarik untuk ditunggu siapa yang akan menjadi tokoh Time tahun ini. Walaupun keputusan editor Time tidak akan terpengaruh oleh hasil polling. "Selalu menarik menunggu kira-kira kandidat yang dijagokan menang atau kalah," kata Redaktur Eksekutif Time, Radhika Jones, seperti dikutip di situs majalah itu, 18 Desember 2012. Dari delapan kandidat utama yang masuk si sistem polling Time, para pemilih online juga telah memilih "pembuat berita terbaik" tahun ini, Kim Jong Un. Lebih dari 5,6 juta orang memilih pemimpin Korea Utara tersebut. Mayoritas pemilih Kim berasal dari forum Internet 4Chan. Setiap tahun, sejak 1927, Time selalu memilih "pembuat berita terbaik tahun ini”. Kategori ini memilih sosok yg paling berpengaruh di dunia tahun ini, baik penguruh buruk atau baik. Tahun 2011, The Protester menang, disusul Duchess of Cambridge, dan ai weiwei. Pilihan selalu ditutup sampai cover majalah dibuka. Redaktur pengelola Time, Rick Stengel, akan mengumumkan Tokoh Terbaik Time pada 19 Desember di acara NBC pukul 07.00 pagi waktu setempat. 

sumber TEMPO.CO,

Minggu, 16 Desember 2012

Ribuan boneka kertas warnai Hari Ibu


Jakarta Sebanyak 2.692 boneka yang terbuat dari kertas, dirakit, dan dipamerkan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu, untuk merayakan Hari Ibu, yang jatuh pada 22 Desember nanti.

Ide pembuatan boneka kertas ini sudah direncanakan sejak bulan Oktober dan digagas oleh komunitas kerajinan tangan kertas, Peri Kertas, yang didukung oleh IndieBro Community Agency.

"Ribuan boneka kertas berbentuk anak kecil yang 'colorful' ini kami buat sebagai bentuk apresiasi rasa sayang kepada ibunda," ujar Koordinator Pusat Peri Kertas, Rauf Raphanus, di Jakarta, Minggu.

Menurut Rauf, pola boneka kertas berbentuk anak kecil ini dipilih karena sederhana, sehingga mudah dikerjakan oleh siapa pun yang ingin turut berkreasi dan mengapresiasikan rasa cinta kepada ibunya.

Ribuan boneka kertas tersebut dibuat secara khusus oleh lebih dari seribu anggota komunitas Peri Kertas, yang tersebar di Indonesia. "Mereka mengirim boneka kertas menggunakan paket kepada kami," ujar Rauf.

Rauf juga menjelaskan, bahwa pengiriman jarak jauh serta banyaknya boneka kertas yang terkirim, membuat sebagian kecil boneka kertas yang sampai menjadi rusak.

Hal tersebut mengakibatkan tidak semua boneka kertas dapat dipajang dan dipamerkan. Lebih lanjut, Rauf menyampaikan bahwa ribuan boneka kertas ini rencananya akan memecahkan rekor MURI, sebagai kerajinan tangan dari kertas yang terbanyak di Indonesia.
(M048)
Editor: Ruslan Burhani
sumber (ANTARA News)

Sabtu, 15 Desember 2012

Meraup Kilau Bisnis Parcel di Akhir Tahun



JAKARTA - Keterampilan merupakan salah satu modal untuk meraih kesuksesan. Dengan keterampilan, akan membuka peluang usaha guna mewujudkan rencana ke depan.

Adanya hari besar seperti yang akan terjadi dalam waktu dekat ini, Natal dan Tahun Baru sering dimanfaatkan orang yang memiliki keterampilan merancang parcel.

Seorang pedagang Parcel, Ari, mengatakan, dalam memasuki hari besar, dia mengalami peningkatan pendapatan sebesar 50 persen dari hari biasa.

Berawal dari meneruskan usaha orang tuanya, Ari dengan Toko Gondang-nya membuka tempat usaha di Stasiun Cikini, Jakarta.

Lelaki berkacamata dengan rambut panjang ini mengaku sudah 19 tahun menekuni bisnis parcel. Bahan baku pembuatan parcel, dijelaskannya, berasal dari pengrajin rotan di wilayah pulau Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Jepara, Cirebon, Tasikmalaya, Yogyakarta, Tangerang, dan Magetan.

"Keuntungan pada hari biasa sebesar 10-20 persen per hari," kata Ari, saat ditemui Okezone di tempat usahanya, Stasiun Cikini, Jakarta.

Ari menjual parcel yang berisi makanan dan keramik. Dia mematok harga Rp200 ribu-Rp1 juta. Selain itu, dia tidak hanya menjual parcel yang sudah jadi, Ari juga menjual jasa pembuatan parcel dengan tarif Rp20 ribu-Rp40 ribu.

Terkait dengan strategi usaha, Ari merasa tidak perlu terlalu banyak melakukan strategi karena lokasi usahanya sudah terkenal dengan kerajinan pembuatan parcel. Menurut Ari, sejak 10 Desember lalu, penjualan parcel sudah memperlihatkan grafik naik. (gna)
(ade)
sumber okezone

Kamis, 13 Desember 2012

Co-founder PayPal jadi direktur Yahoo


Jakarta - Pelopor Internet, Yahoo Inc, Jumat mengumumkan telah menunjuk Max Levchin untuk bergabung dalam dewan direksi perusahaan dan akan efektif segera.

Levchin merupakan seorang ilmuwan komputer lulusan Universitas Illinois di Urbana, juga salah seorang pendiri (co-founder) PayPall berikut CTO di perusahaan pembayaran online itu, sejak didirikan hingga diakuisisi oleh eBay.

Yahoo tidak menyebutkan jelas jabatan direktur untuk Levchin, orang yang selama ini menjabat sebagai wakil presiden teknik di Google pascaakuisisi Slide, perusahaan pendatang baru pengembang aplikasi sosial yang ia dirikan.

Levchin juga masih menjabat sebagai ketua dewan direksi di Kanggle and Yelp serta seorang direktur di Evernote.

"Max adalah seseorang yang saya kagumi sepanjang karir saya untuk kepekaan fenomenalnya pada produk-produk besar dan...fokus pada pengalaman pengguna," kata CEO Yahoo, Marissa Mayer.

"Saya yakin bahwa produk yang kuat dan keahlian teknologi akan menjadi aset berharga bagi Yahoo! karena kami bekerja untuk mengubah kebiasaan sehari-hari dunia."

David Kenny dan Brad Smith telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari dewan direksi Yahoo dan fokus di perusahaan masing-masing. Sekarang ada 11 direktur di dewan eksekutif Yahoo!.

"Dewan direksi (Yahoo) senang menyambut Max, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan Marissa dan seluruh tim Yahoo! untuk terus mendorong perusahaan ini maju," kata ketua dewan direksi Yahoo, Fred Amoroso.

Atas nama dewan direksi Yahoo, Amoroso juga menyampaikan terima kasih kepda David dan Brad untuk visi dan dedikasinya selama di Yahoo.
sumber (ANTARA News) 

Dahlan: Sudah Tak Zaman Pemimpin Mengajak Prihatin




JAKARTA, — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku seorang pemimpin kini sudah tidak zaman mengajak masyarakatnya untuk hidup prihatin. Masyarakat Indonesia saat ini ingin serbacepat dan instan.

Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 136 juta jiwa masyarakat yang hidup dalam kelas menengah. Ciri khas masyarakat tersebut adalah tidak mau lagi diajak menderita dan ingin serbacepat.

"Makanya, pemerintah susah sekali mengajak masyarakat untuk hidup hemat, misalnya listrik dan BBM. Program itu jadi gagal, apalagi kalau ada pemimpin yang mengajak masyarakatnya hidup prihatin, itu sudah tidak zaman," kata Dahlan di acara Markplus Conference 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Menurut Dahlan, mungkin masyarakat saat ini sudah lama merasakan hidup sengsara sehingga sudah tidak mau lagi diajak untuk prihatin, atau bisa jadi masyarakat saat ini ingin hidup lebih sejahtera.

"Ini juga yang menyebabkan kapal Pelni kini kosong. Semuanya ingin naik pesawat karena semua ingin cepat. Kalau mau naik bus, sopirnya saja ditanya dulu, nyopirnya lambat atau cepat. Kalau lambat, mending saya pilih yang nyopirnya cepat saja. Itulah masyarakat Indonesia saat ini," tambahnya.

Dengan kondisi seperti ini, pemerintah harus sigap melihat kecenderungan masyarakatnya sehingga birokrasi yang biasa lambat harus segera diubah biar cepat. "Orang-orang sekarang sudah tidak mau diajak lambat lagi," tambahnya.

Editor :Erlangga Djumena