Kecintaan pada kain tradisional songket membawa Nyanyu Nur Komariah
sukses berbisnis fesyen. Di bawah bendera Rumah Songket Adis, ia ikut
melestarikan serta mempopulerkan kain songket hingga ke luar negeri.
Perempuan
yang akrab disapa Adis ini merintis bisnis kain khas Palembang itu
sejak tahun 2007 silam. Namun, tidak seperti kebanyakan pengusaha
songket lainnya di Palembang, Adis tidak hanya berkutat pada kain
songket. Ia juga memproduksi jumputan, yang juga kain tradisional
Palembang.
Bahkan, kain tersebut diolahnya menjadi selendang dan
pakaian. "Desainer ternama sudah sering memakai kain tradisional untuk
pakaian rancangan mereka, jadi saya pikir, saya bisa mengikuti jejak
mereka," kisahnya.
Semua pakaian yang diproduksi di Rumah
Songket Adis merupakan desainnya sendiri. Maklum, kata Adis, keberadaan
desainer songket masih sangat minim. Kebanyakan pengusaha kain hanya
memproduksi songket dan jumputan.
Pakaian songket buatan Adis
laris manis di pasaran. Dalam sebulan, ia bisa menghasilkan 150 - 200
item baju dari bahan songket. Selain itu, songket masih menjadi favorit
yang dicari konsumen. Buktinya, Rumah Adis Songket bisa menjual sekitar
50 kain songket dalam sebulan.
Perempuan kelahiran Palembang, 29
tahun silam ini menuturkan, ia fokus pada produksi kain untuk segmentasi
kelas menengah ke atas. Makanya, ia menggunakan benang kualitas
pilihan.
Tak heran, harga jualnya pun terbilang tinggi. Satu lembar songket
dibanderol Rp 3 juta hingga Rp 15 juta. Meski begitu, ia juga
memproduksi songket dengan kualitas benang nomor dua. Harganya lebih
murah, berkisar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Sementara, satu
potong pakaian dari kain songket dilego mulai dari Rp 600.000 sampai Rp 4
juta. Adis juga membuat baju kombinasi songket dan bahan kain seharga
Rp 1 juta. Oleh karena mendesain sendiri, setiap baju yang diproduksi
Adis bisa disebut edisi terbatas. "Jadi, tidak akan ada toko lain yang
produksi baju yang persis sama," klaimnya.
Sekitar 80% pelanggan
Rumah Songket Adis ialah perempuan. Namun, ia memiliki pelanggan di
Malaysia yang kerap membeli selendang dan kemeja kombinasi untuk
laki-laki. Hingga kini, sejumlah public figure pernah memakai desain
songket karyanya, seperti Mooryati Soedibyo, Anwar Fuadi, dan Izabel
Jahja.
Adis mendistribusikan produknya melalui sistem reseller
untuk kain songket. "Saya sudah mulai sistem ini sejak empat tahun lalu,
reseller saya kebanyakan di kota besar, seperti Jakarta, Medan,
Bandung, dan Riau," ucapnya.
Demi memperluas pemasaran, Adis
rajin ikut pameran dan promosi di majalah, serta mengikuti pameran
fesyen di berbagai daerah di Indonesia. Tak heran, ia bisa mengantongi
omzet Rp 150 juta-Rp 200 juta sebulan.
Alhasil, Ia pun terpilih menjadi salah satu pemenang Wirausaha Muda Mandiri untuk kategori Kreatif pada 2012 silam. (Bersambung)
sumber Kontan
Selasa, 10 September 2013
Sukses mempopulerkan fesyen dari songket (1)
23.39
No comments
0 komentar:
Posting Komentar