Selasa, 10 September 2013

Membuat Telinga Tiruan dari Tulang Rawan Domba

Gambar di atas memperlihatkan bagaimana proses pembuatan telinga buatan dari tulang rawan domba yang dikembangkan para peneliti dari Massachusetts General Hospital. Telinga buatan ini diharapkan akan membantu mereka yang mengalami cacat bawaan.
Keinginan untuk bisa membantu orang yang memiliki cacat bawaan membuat para ilmuwan berusaha menghasilkan alat bantu. Yang terakhir, ilmuwan berhasil membuat telinga buatan yang serupa dan bekerja layaknya telinga manusia asli, hanya dengan menggunakan printer3D dan tulang rawan domba.

Telinga buatan ini diciptakan oleh Thomas Cervantes, dari Massachusetts General Hospital, bersama koleganya. Telinga model digital dalam bentuk 3D ini dirancang dan diciptakan dari bantuan para ahli bedah plastik wajah yang membantu penelitian ini guna mendapatkan bentuk dan proporsi yang sesuai. Model ini dibuat dengan menumbuhkan beberapa sel tulang rawan domba yang kemudian disesuaikan dalam model kustom di bawah kulit tikus untuk percobaan.

Kemudian seuntai kawat diselipkan dalam cetakan guna memberikan implan bentuk, dan membuatnya menekuk agar lentur layaknya telinga manusia. ”Semua implan dapat diterima dengan baik. Implan dipasangi kawat agar dapat menyerupai telinga manusia sempurna, sedangkan implan tanpa kawat nantinya akan terdistorsi,” ujar Cervantes, seperti dikutipDaily Mail. Kemudian, model yang telah dihasilkan dicetak dalam polydimethylsiloxane, senyawa silikon khusus untuk membuat cetakan yang terbagi sepanjang kontur luar, sehingga memiliki dua bagian.

Sementara itu, cetakan diisi dengan kolagen sapi yang memiliki protein alami guna memberikan elastisitas kulit dan kekuatan. Lalu, semuanya digabungkan dengan memanen sel tulang rawan domba. ”Hasilnya, permukaan di kedua sisinya terlihat putih berkilau, dan terlalu mirip dengan tulang rawan. Telinga buatan yang dikonstruksikan dengan kerangka kawat tertanam telah meningkatkan ukuran dan bentuk asli. Implan yang fleksibel,” lanjut Cervantes.

Menurut ilmuwan yang terlibat, model telinga buatan ini dapat didefinisikan bahwa mempunyai muatan yang cukup dalam kurva dan garis bahkan ketika menjadi satu dengan lapisan kulit. Agar telinga buatan ini dapat diaplikasikan dalam operasi transplantasi, kini para ilmuwan tengah bersiap untuk melakukan uji klinis. Dengan penyesuaian teknologi, ilmuwan percaya dan mengklaim bahwa akhirnya mereka bisa menggunakan proses dalam temuannya ini untuk menghasilkan telinga yang begitu nyata untuk pasien yang membutuhkannya dalam rentang waktu yang cepat.

”Kini telah dikembangkan teknologi untuk uji klinis, karena dengan demikian kita dapat meningkatkan dan mendesain ulang fitur yang menonjol guna menyesuaikan ukuran telinga manusia dewasa dan mempertahankan penampilan estetika bentuk mereka setelah implantasi dilakukan,” ujar para peneliti. Temuan yang telah diterbitkan dalam Journal of Royal Society Interface ini menjelaskan, setiap tahun ribuan anakanak lahir dengan kelainan bawaan yang disebut dengan microtia (kelainan pada telinga ketika telinga eksternal belum sepenuhnya terbentuk).

Selain itu, banyak pula yang memiliki telinga utuh namun mengalami kehilangan pendengaran karena struktur eksternalnya hilang. ”Hasil analisis yang berbentuk kuantitatif ini telah mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki bentuk dalam rekayasa konstruksi telinga,” papar peneliti.

Sebelumnya, tim yang sama telah melakukan sebuah penelitian dengan bukti konsep menggunakan sel tulang rawan dari tikus yang dicetak memakai kolagen berbentuk telinga. Namun, ini hanya dianalisis dalam bentuk 2D. wenny juanita

0 komentar:

Posting Komentar