Tugas berat kini disandang oleh Budi Setiawan. Sebagai Presiden Direktur PT Pos Indonesia
yang baru, dia harus bisa menjadikan perusahaan milik negara (BUMN) ini
sebagai perusahaan pos terintegrasi dengan laba tertinggi di kawasan
Asia Tenggara. Bagaimana strategi untuk mencapai target itu? Berikut
penuturan Budi Setiawan kepada wartawan KONTAN, Hendra Gunawan, di
Jakarta, Kamis (15/8).
Tugas saya memimpin PT Pos Indonesia bisa dibilang cukup berat. Saya
harus membawa PT Pos menjadi lebih baik dari kemarin, dan juga lusa
harus lebih baik dari pada hari ini. Visi saya yaitu menjadikan PT Pos
menjadi perusahaan pelayanan pos yang tepercaya. Sedangkan targetnya
adalah membawa perusahaan ini menjadi perusahaan pos nomor satu di
kawasan Asia Tenggara.
Saat ini dari sisi pendapatan, PT Pos masih berada di peringkat tiga
di bawah Malaysia dan Singapura. Padahal kalau dilihat dari sisi bisnis,
potensi Indonesia lebih besar.
Laba Pos Malaysia tahun lalu sekitar Rp 600 miliar dan Pos Singapura
sekitar Rp 500 miliar. Sedangkan Pos Indonesia tahun ini baru Rp 325
miliar. Artinya, untuk mengejar mereka, kami harus bisa tumbuh sekitar
40% per tahun hingga 2016.
Jadi, kami harus menggenjot bisnis dari sekarang. Saat ini ada empat bisnis yang kami jalankan yaitu
mail, logistik,
retail, dan
financial service atau layanan jasa keuangan.
Untuk
financial service saat ini kami memiliki layanan Pos
Pay, remitansi, dan giro. Perkembangan Pos Pay cukup besar seiring kerja
sama yang dilakukan dengan sejumlah perusahaan, seperti pembayaran air
bersih, listrik, leasing, dan pajak. Terakhir, kami melakukan kerja sama
dengan Bank Syariah Mandiri untuk gadai emas.
Selain itu, kami kerja sama dengan BTN untuk Tabungan Cermat. Saat
ini Tabungan Cermat sudah sekitar Rp 2 triliun. Dari situ kami dapat fee
3%.
Selain menjalankan bisnis yang sudah ada, kami terus mengembangkan
bisnis-bisnis baru di layanan jasa keuangan. Yang saat ini sedang dalam
proses yaitu Post Card. Kartu ini bisa digunakan untuk semua jenis
layanan di PT Pos. Misalnya, menerima transfer uang, maka uangnya akan
masuk ke dalam kartu tersebut.
Keamanan kartu itu sama dengan kartu bank yang menggunakan chip. Nah,
konsumen tinggal mencairkan uangnya itu di kantor Pos terdekat.
Kartu itu juga bisa digunakan untuk membayar tagihan listrik, telepon, cicilan
leasing, dan sebagainya, selama ada saldo di dalamnya. Rencananya, kartu ini akan kami luncurkan pada Januari 2014.
Namun, itu baru
single purpose. Ke depan, Post Card akan kami jadikan
multipurpose. Jadi, kartu itu tidak hanya bisa digunakan di gerai Pos, tetapi bisa digunakan di ATM perbankan.
Kami sudah berbicara dengan Bank Indonesia. Ada tim kami yang kini
menangani proyek tersebut. Di dalam tim tersebut kami merekrut
orang-orang yang
capable di bidangnya, yaitu dari perbankan. Ini sejatinya juga untuk mendukung program
cashless society yang digalakkan pemerintah.
Jika ini jadi dijalankan maka potensinya sangat besar sekali. Saat
ini saja ada sekitar 14 juta transaksi setiap hari di PT Pos. Seperti
transaksi pembayaran listrik yang sekitar 5,5 juta orang dan 1 juta
lebih untuk transaksi pengambilan uang pensiun. Belum lagi pembayaran
cicilan motor, menabung dan lain-lain.
Dari situ kami sudah memiliki basis pelanggan yang besar. Jadi ini juga bagian dari strategi kami melakukan
up selling dan
cross selling yang bisa dimaksimalkan.
Ke depan, kartu sakti ini diharapkan bisa digunakan untuk transaksi
e-commerce. Biaya transaksi tidak akan lebih mahal karena mereka belanja
online di
merchant yang kerja sama dengan kami.
Merchant juga diuntungkan karena mereka bisa menempatkan barangnya di gudang kami. Begitu ada pesanan, tinggal kami kirimkan.
Layanan jasa keuangan lain yang coba kami masuki adalah asuransi
mikro. Kami sedang mencari mitra untuk masuk ke situ. Dengan jaringan
yang kami miliki, ini merupakan peluang besar. Sudah ada beberapa
perusahaan asuransi yang mau kerja sama, baik asuransi lokal maupun
asing.
Kami tidak mau hanya menjadi agen penjual saja, tetapi bikin perusahaan
joint venture dengan mereka.
Bisnis logistik juga akan kami kembangkan. Dengan ekonomi yang terus
bertumbuh, arus pengiriman barang terus meningkat. Berdasarkan data
Frost & Sullivan, bisnis logistik tumbuh sekitar 16,4%.
Kami meningkatkan kerja sama dengan maskapai penerbangan Merpati agar
dapat menjamin ketersediaan angkutan udara. Sebelumnya kami juga
melakukan kerja sama, tapi baru sebatas penyediaan
slot. Nah,
sekarang ditingkatkan lagi kerja samanya, yaitu Merpati akan menyediakan
pesawat khusus untuk mengangkut logistik kami, terutama untuk wilayah
timur Indonesia.
Di bisnis
mail, pengembangan kami fokuskan pada parsel dan
express courier. Demi mendukung pengembangan tersebut, perlu dibangun infrastruktur
processing dan
delivery yang modern dengan standar
best practise di dalam dan luar negeri sehingga mampu menangani kiriman secara baik.
Untuk mempercepat pembenahan bisnis
mail dan
parsel ini, kami merekrut SDM eksternal yang berkualitas dan memiliki
track record penanganan yang baik dari swasta.
Ekspansi ke luar negeri
Kami juga akan memperluas jaringan kantor yang dimiliki. Misalnya,
menambah sekitar 250 kantor sehingga di akhir tahun nanti jumlahnya
menjadi lebih dari 4.000 kantor. Targetnya, Pos memiliki 7.000 kantor
pada tahun 2016.
Selain menambah jaringan kantor di dalam negeri, kami ingin ekspansi
ke pasar luar negeri, terutama yang menjadi kantong-kantong TKI seperti
Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. Mungkin yang paling cepat
adalah Hong Kong karena salah satu perusahaan pengiriman uang di sana
sudah menawarkan diri untuk diakuisisi.
Tidak sulit masuk ke sana karena peraturannya tidak terlalu ketat.
Rencananya, ekspansi ke luar negeri baru akan kami lakukan tahun 2015.
Selain itu, kami meningkatkan efisiensi biaya. Misalnya, dari sisi
belanja perusahaan seperti pembelian komputer. Kami akan memperbarui
sebanyak 8.000 unit komputer tahun ini. Jika sebelumnya kami membeli
melalui
retail, sekarang akan beli langsung dari produsennya. Dengan membeli langsung dari produsen, tentu harganya lebih murah.
Kami menginginkan organisasi ini menjadi sangat efisien pada tahun 2016. Caranya, kami berencana membentuk
holding dan mendirikan anak-anak usaha di bidang masing-masing.
Salah satunya, properti. Anak perusahaan ini nanti yang akan
mengurusi seluruh properti yang dimiliki PT Pos. Bukan cuma memelihara
tapi juga memaksimalkan aset properti yang dimiliki.
PT Pos saat ini punya 3.000 lokasi di seluruh Indonesia. Kalau dipakai sendiri maka
cost-nya mahal. Kami akan menghitung kembali berapa meter persegi yang bisa kami hasilkan dari aset tanah yang dimiliki.
Makanya, aset itu akan di manfaatkan untuk hotel atau ruko. Kalau
ruko mungkin bisa kami bangun sendiri, tapi kalau hotel tentu perlu
kerja sama dengan pihak ketiga. Kami sudah mendapat persetujuan secara
lisan dari komisaris untuk rencana tersebut.
Selain ekspansi bisnis, kami juga akan meningkatkan layanan agar tak kalah dengan para pesaing.
Harapan kami PT Pos bisa menjadi rujukan pengguna jasa pengiriman